Biografi Ibnu Sina, Cendekiawan Muslim yang Mengubah Dunia

ibnu sina

Kursus Bahasa Arab – Di antara jajaran filsuf terkenal dunia, nama Ibnu Sina dikenal sebagai cendekiawan Muslim yang pemikirannya memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan modern. Bidang pengetahuan yang ia dalami termasuk matematika, kedokteran, filsafat, astronomi, bahkan musik dan sastra.

Siapa itu Ibnu Sina?

Ibnu Sina lahir di Afsana (sekarang termasuk Uzbekistan) pada 22 Agustus 980 M. Ia diberi nama lengkap Abu Ali al-Hussain bin Abdullah al-Balkhi bin Sina. Di negara-negara Barat, ia lebih dikenal dengan nama Avicenna.

Hasil pemikirannya memengaruhi peradaban masyarakat Muslim pada saat itu, dan merambah ke perkembangan filsafat di Eropa. Ia turut dikenal bersama dengan filsuf Andalusia lainnya, yakni Ibnu Rusyd atau dikenal sebagai Averoes di Barat.

Biografi Ibnu Sina

Pada masa kelahiran Ibnu Sina, sebagian besar wilayah Asia Tengah sedang dikuasai Kesultanan Samani, yakni bagian dari Muslim Sunni yang berasal dari Iran. Saat itu, Kekhalifahan Abbasiyah yang berbasis di Baghdad runtuh dan membuka jalan bagi bangkitnya masyarakat Muslim independen.

Di tengah gejolak politik, atmosfer dunia intelektual tetap stabil, bahkan berkembang pesat. Termasuk bagi Ibnu Sina, yang ayahnya mendalami ilmu agama. 

Dikutip dari Middle East Eye, Ibnu Sina menjalani pendidikan seperti teman-teman sebaya pada masa itu, terdiri dari ilmu agama, matematika, kedokteran, dan filsafat. Di usia 10 tahun, ia telah menghafal Alquran. Saat beranjak remaja, ia mempelajari fisika dan ilmu kedokteran.

Ia mendalami berbagai bacaan tentang agama Islam dan filsafat Yunani sekaligus. Hal ini memicunya untuk mengembangkan pemikiran dalam filsafat.

Menurut Tirto, Ibnu Sina meraih gelar dokter pada usia 18 tahun setelah berguru pada Abu Abdullah An-Naqili. Pada 997 M, ia dipanggil untuk mengobati penyakit Al-Amir ar-Ridha Nuh II, penguasa Dinasti Samaniyah di Persia.

Setelah berhasil mengobati sang amir, Ibnu Sina menjadi sosok yang disegani di kesultanan tersebut. Ia memperoleh berbagai hak istimewa dan fasilitas, seperti akses ke perpustakaan dan berbagai manuskrip langka. Hal ini mempermudah dirinya mendalami berbagai ilmu pengetahuan.

Di usia 32 tahun, cendekiawan tersebut diangkat menjadi wazir negara Buyid, yakni semacam perdana menteri. Jabatan ini diberikan kepadanya setelah merawat sang amir, Syams al-Dawla.

Setelah sang pemimpin meninggal dunia, Ibnu Sina menolak tawaran putra mahkota untuk melanjutkan jabatan tersebut.

Setelah itu, sang cendekiawan mengasingkan diri. Berdasarkan Muslim Philosophy, pada masa ini ia menulis beberapa karya penting yang menjadi warisannya bagi dunia.

Salah satunya adalah Kitab al-Syifa (Kitab Penyembuhan), yakni hasil pembelajarannya di bidang logika, matematika, metafisika, ilmu alam, hingga akhirat.

Saat menulis bab tentang logika, ia ditangkap dan ditahan. Namun Ibnu Sina berhasil melarikan diri ke Isafan dengan menyamar sebagai seorang Sufi. Di sana ia bergabung dengan Ala al-Dawla.

Pada masa ini, ia menyelesaikan Kitab al-Syifa dan menulis karya baru, yakni Kitab al-Najat (Kitab Keselamatan), sebagai ringkasan Kitab al-Syifa.

Ia juga menyelesaikan dua tulisan tentang logika. Pertama, al-Mantiq (Logika Proposisional) sebagai tanggapan atas Analisis Awal oleh Aristoteles. Kedua, al-Isharat wa-I-tanhibat (Catatan dan Peringatan).

Karya selanjutnya adalah risalah dalam berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu teoritis, psikologi, agama, astronomi, kedokteran, metafisika, filologi, dan zoologi. Tak hanya itu, sang cendekiawan Muslim turut mewariskan karya puisi dan alegori, Hayy bin Yaqzan (Anak yang Hidup dari Waspada).

Salah satu karyanya yang paling berpengaruh adalah al-Qanun fi al-Tibb (Kanonik Pengobatan), yakni ensiklopedia yang memuat pengetahuan medis tradisional dan penemuan kontemporer ilmuwan Muslim pada masa tersebut. Buku ini kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin pada abad ke-12, lalu digunakan sebagai referensi penelitian di berbagai universitas di Eropa sampai pertengahan abad ke-17.

Beberapa poin yang dijelaskannya dalam kanon tersebut adalah 600 kemungkinan pengobatan untuk penyakit-penyakit yang umum ditemui, anatomi tubuh, hingga efek tanaman tertentu bagi tubuh manusia. Ia juga menjelaskan pentingnya isolasi untuk menghentikan penyebaran penyakit menular.

Ibnu Sina turut menjelaskan spiritualisme dan eksistensi konsep ketuhanan dalam Burhan al-Siddiqin (Bukti Kebenaran).

Sampai akhir hayatnya, ia memiliki sumbangsih besar dalam politik serta perkembangan ilmu kedokteran dan filsafat. Ibnu Sina meninggal dunia di usia 58 tahun pada Juni 1307, tepatnya pada bulan Ramadan. Ia dimakamkan di sebuah mausoleum di Hamadan, Iran.

Tertarik mengenal sejarah dan kebudayaan bangsa Arab? Berikut salah satu fakta menarik tentang pakaian tradisionalnya dalam artikel Thobe adalah Jubah Arab, Ketahui Jenis dan Penggunaannya!

Jadi Akademisi Arab, Mulai dari Belajar Bahasanya

Syarat penting untuk dapat kuliah, bekerja, atau tinggal di negara-negara berbahasa Arab adalah menguasai bahasanya. Sebagai bekal, kamu dapat mengikuti Kursus Bahasa Arab di Lister.

Ikuti pengalaman seru sesama student di Discord Lister Group Community.

Kamu dapat memilih jumlah kelas sendiri, bahkan tutor dan kelas pengganti. Selain itu, dapatkan Garansi Skor untuk kelas tertentu.

Lister juga menyediakan program bahasa asing khusus korporasi dan instansi dengan berbagai penawaran kelas dan biaya sesuai pengajaran dan fasilitas yang diberikan. Kelas English for Company bisa menjadi salah satu pilihannya.

Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Daftar sekarang!

Share:

Brigitta Winasis
Brigitta Winasis
A lifetime learner, a magical world wanderer through books and stories. Writing for professional purposes and personal interests.

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts