Kemampuan berbahasa asing akan membuka peluang bagi kamu bekerja sama atau berbisnis dengan orang asing. Maka dari itu, kamu disarankan mengikuti kursus bahasa asing di Lister for Company.
Dengan kemampuan tersebut, bukan tidak mungkin kamu menjadi entrepreneur. Jika kamu berminat menggeluti bidang usaha, kamu tentu harus tahu seluk-beluk tentang entrepreneur.
Ini dia sederet pertanyaan tentang entrepreneur yang bikin kamu penasaran. Berikut jawabannya.
Apa itu Entrepreneur?
Entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan usaha baru. Ia mau memodali sebagian besar risiko, sehingga berhak mendapat sebagian besar keuntungan.
Ia tidak harus selalu menciptakan inovasi bisnis terbaru. Namun ia dapat disebut sebagai orang yang menyelesaikan masalah terkait bisnis.
Entrepreneur sering disamakan dengan pengusaha. Namun keduanya merupakan hal yang berbeda.
Entrepreneur mengembangkan usaha beserta inovasinya. Ia mengelola bisnis dan bersedia menanggung risikonya.
Sementara itu pengusaha adalah orang yang memiliki bisnis. Pengusaha belum tentu merupakan entrepreneur. Namun entrepreneur pasti merupakan pengusaha.
Apa Terminologi Entrepreneur?
Secara etimologi, entrepreneur berasal dari bahasa Prancis entreprendre. Artinya berusaha. Kata ini dikenal sejak abad ke-17.
Entrepreneur Mindset
Seorang entrepreneur harus mempunyai mindset yang dapat mendukungnya meraih kesuksesan dalam berbisnis. Dengan adanya mindset ini, ia tidak akan mudah menyerah dan mampu bertahan melewati kegagalan.
1. Mempunyai Visi dan Misi
Visi dan misi mewakili cita-cita yang ingin diraih perusahaan. Dengan adanya tujuan tersebut, kamu bisa memetakan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya.
2. Bekerja dalam Tim
Dalam menjalankan bisnis, dibutuhkan bantuan orang lain. Bukan tidak mungkin kamu harus bekerja dalam tim yang besar.
Dengan kerja sama dalam tim dan delegasi tugas yang baik, bisnismu akan bisa berkembang dengan lancar.
3. Berani Mengambil Risiko
Kamu dituntut untuk berani mengambil risiko dalam mewujudkan inovasi bisnis. Tentukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi risiko yang mungkin muncul.
4. Mengoptimalkan Penjualan
Tujuan akhir bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Siapkan branding, strategi pemasaran, dan jaringan penjualan untuk mendapatkan keuntungan.
5. Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Jangan merasa puas hanya dengan satu pencapaian. Tanamkan dalam diri keinginan untuk menjadi lebih baik.
6. Mencintai Bisnis Sendiri
Pekerjaan akan terasa ringan jika kamu menyukainya. Sebabnya kamu memiliki rasa kepemilikan terhadap hal tersebut, sehingga akan memperjuangkan segalanya untuk mempertahankan bisnis.
7. Terus Belajar
Jangan sampai tertinggal di tengah pesatnya kemajuan zaman. Dengan belajar, kamu dapat menemukan berbagai inspirasi untuk menciptakan inovasi.
Siapa Contoh Entrepreneur Muda di Indonesia?
Lantas siapa saja entrepreneur muda sukses yang layak menjadi panutan?
1. Iqbal Azhari
Pada usia 21 tahun, Iqbal Azhari menjadi founder sekaligus CEO PT Kampung Properti Group. Ia memulai bisnisnya dari nol dan fokus pada bidang properti.
2. Elang Gumilang
Pria lulusan ITB jurusan Pertanian ini menjadi developer perumahan. Kesuksesannya berawal dari membangun rumah di Bogor bermodalkan Rp300 juta. Dengan modal tersebut, ia meraup keuntungan lebih dari Rp17 miliar.
3. William Tanuwijaya
William Tanuwijaya adalah pendiri Tokopedia. Ia dikenal setelah berhasil membawa Tokopedia berstatus unicorn.
Walaupun awalnya sulit mendapat suntikan dana, ia berhasil mengembangkan Tokopedia menjadi marketplace terbesar di Indonesia.
4. Nadiem Makarim
Nadiem Makarim adalah pendiri sekaligus mantan CEO Gojek, salah satu layanan transportasi berbasis aplikasi terbesar di Indonesia.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai CEO, Gojek kini dipimpin Andre Soelistyo dan Kevin Aluw.
5. Sigit Arifianto
Sigit Arifianto adalah founder sekaligus CEO Lister, platform yang menyediakan kursus bahasa asing untuk orang Indonesia. Pengajaran dilakukan secara online, sehingga platform ini disebut edutech.
Niatnya membangun platform kursus bahasa asing tersebut berangkat dari keprihatinan saat mengajar di SD Inpress Pepera, Papua pada 2016-2018. Ia menginginkan setiap orang bisa memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan.