Microteaching adalah metode pelatihan mengajar yang dirancang untuk membantu calon guru atau pendidik meningkatkan keterampilan mengajar dalam skala kecil.
Teknik ini memungkinkan guru untuk berlatih menyampaikan materi, mengelola kelas, dan menerima umpan balik secara langsung dalam waktu singkat.
Artikel ini akan membahas pengertian microteaching, manfaatnya, serta bagaimana penerapannya dalam kegiatan mengajar yang efektif.
Kelas Training for Corporate, Bantu Perusahaan Tingkan Skill Karyawan untuk Hasil Produktif |
Microteaching adalah
Microteaching artinya suatu metode pelatihan mengajar yang dilakukan dalam skala kecil dan waktu terbatas untuk membantu calon guru atau pendidik meningkatkan keterampilan mengajar mereka secara spesifik.
Dalam microteaching, pengajar biasanya berlatih di depan kelompok kecil dengan fokus pada satu keterampilan tertentu, seperti membuka pelajaran, memberikan pertanyaan, atau menutup pembelajaran.
Metode ini memungkinkan guru untuk mendapatkan umpan balik langsung dari pengamat atau rekan sejawat sehingga mereka dapat memperbaiki dan menyempurnakan teknik mengajarnya sebelum terjun ke kelas yang sesungguhnya.
Baca juga: 7 Macam-Macam Metode Pembelajaran, Para Guru Wajib Tahu!
Dikutip dari Jurnal Basicedu Volume 8 Nomor 3 Tahun 2024 Halaman 2430 – 2437, Microteaching sebagai sejenis pengajaran yang berlangsung dalam lingkungan terbatas dengan jumlah murid yang sedikit, seringkali berkisar antara tiga sampai sepuluh, dan berlangsung hanya lima sampai dua puluh menit.
Microteaching adalah pendekatan pelatihan kinerja yang menghilangkan atau mengurangi kompleksitas metode pembelajaran dan pengajaran tradisional dengan a menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola sehingga praktisi dapat menguasainya dalam lingkungan berbasis laboratorium yang terkendali (Zahraini et al, 2021)
Tujuan microteaching
Penerapan microteaching pada calon guru memiliki tujuan yang jelas, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan keterampilan mengajar secara spesifik
Microteaching bertujuan untuk melatih guru atau calon guru dalam menguasai satu atau beberapa keterampilan mengajar tertentu, seperti membuka pelajaran, memberikan pertanyaan yang tepat, menggunakan media pembelajaran, mengelola kelas, atau menutup pelajaran. Fokus pada satu keterampilan membuat latihan lebih efektif dan terarah. - Memberikan pengalaman praktik langsung
Melalui microteaching, peserta mendapatkan kesempatan untuk langsung mempraktikkan teknik mengajar dalam situasi nyata namun dalam skala kecil dan terkendali. Hal ini membantu peserta lebih percaya diri dan terbiasa berbicara serta berinteraksi di depan kelas. - Meningkatkan kemampuan refleksi dan evaluasi diri
Setelah praktik microteaching, peserta biasanya akan mendapatkan umpan balik dari pengamat atau rekan sejawat. Hal ini mendorong peserta untuk merefleksikan kinerja mereka dan mengevaluasi apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan. - Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sesungguhnya
Dengan keterampilan yang diasah melalui microteaching, guru akan lebih siap dan mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih efektif ketika berada di depan kelas yang sesungguhnya. - Membiasakan guru terhadap penggunaan strategi dan media pembelajaran
Microteaching juga bertujuan untuk membiasakan guru menggunakan berbagai metode, strategi, dan alat bantu pembelajaran agar lebih variatif dan menarik bagi siswa. - Meningkatkan kemampuan komunikasi dan interpersonal
Dalam sesi microteaching, guru belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa, mengatur waktu, menyampaikan materi dengan jelas, serta merespons pertanyaan atau reaksi siswa dengan tepat.
Dengan tujuan-tujuan tersebut, microteaching menjadi langkah penting dalam membentuk guru yang profesional, terampil, dan siap menghadapi tantangan dunia pendidikan yang sesungguhnya.
Untuk anda: Yuk Kenali 3 Guru Inspiratif yang Mengubah Dunia
Manfaat microteaching
Microteaching tidak hanya menjadi metode pelatihan yang efektif bagi calon guru, tetapi juga memberikan berbagai manfaat penting dalam proses pengembangan keterampilan mengajar.
Dengan skenario kelas yang disederhanakan, microteaching memungkinkan pengajar untuk fokus pada peningkatan teknik dan pendekatan pembelajaran secara bertahap.
Berikut ini adalah penjelasan manfaat micro teaching secara detail:
- Meningkatkan Penguasaan Keterampilan Mengajar
Melalui latihan yang terfokus, guru dapat memperdalam keterampilan tertentu seperti memberi instruksi, bertanya, memberikan umpan balik, atau mengelola waktu. Karena dilakukan secara berulang dan dengan pengamatan, penguasaan keterampilan menjadi lebih tajam. - Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Berlatih mengajar di hadapan kelompok kecil sebelum menghadapi kelas besar membantu guru merasa lebih siap dan percaya diri. Mereka menjadi terbiasa berbicara di depan umum dan mengelola suasana belajar. - Mempermudah Evaluasi dan Perbaikan Diri
Setelah sesi microteaching, peserta biasanya mendapatkan kritik konstruktif dari pengamat. Umpan balik ini berguna untuk refleksi diri, membantu guru mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam penyampaian materi dan interaksi kelas. - Melatih Penggunaan Media dan Metode Pembelajaran
Microteaching memberi ruang bagi guru untuk bereksperimen dengan berbagai media pembelajaran dan strategi mengajar, sehingga mereka bisa menemukan pendekatan yang paling efektif untuk digunakan di kelas nyata. - Menumbuhkan Sikap Profesional dalam Mengajar
Dengan microteaching, guru belajar mempersiapkan materi dengan baik, menggunakan waktu secara efisien, serta bersikap objektif dalam mengevaluasi pembelajaran—semua ini membentuk sikap profesionalisme dalam karier mengajar. - Memberikan Pengalaman Belajar yang Praktis dan Nyata
Tidak hanya teori, microteaching memberikan pengalaman langsung kepada calon guru dalam situasi pembelajaran, meskipun dalam ruang lingkup yang lebih kecil dan terkendali. - Mendorong Kolaborasi dan Pembelajaran dari Rekan Sejawat
Saat microteaching dilakukan dalam kelompok, peserta bisa belajar dari praktik teman-temannya, berdiskusi, dan saling memberi masukan, sehingga proses belajar menjadi lebih dinamis dan kaya perspektif.
Dengan manfaat-manfaat tersebut, microteaching menjadi salah satu metode pelatihan guru yang terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan kesiapan menghadapi kelas sebenarnya.

Keterampilan yang harus dimiliki untuk microteaching
Berikut adalah keterampilan yang harus dimiliki dalam microteaching beserta penjelasan detailnya:
- Keterampilan Membuka Pelajaran
Guru harus mampu menarik perhatian siswa di awal pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan memberi pertanyaan pemantik, menyampaikan tujuan pembelajaran, atau mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. - Keterampilan Menjelaskan Materi
Guru harus menjelaskan materi dengan bahasa yang jelas, runtut, dan mudah dipahami. Penjelasan yang efektif mencakup contoh konkret, ilustrasi, dan penekanan pada poin penting. - Keterampilan Bertanya
Guru perlu menguasai teknik bertanya yang merangsang siswa berpikir kritis. Termasuk dalam hal ini adalah memberi pertanyaan terbuka, memberi waktu tunggu, dan menyebar pertanyaan ke seluruh siswa. - Keterampilan Memberikan Penguatan
Guru harus mampu memberikan respons positif terhadap partisipasi siswa, seperti pujian, anggukan, atau komentar membangun. Penguatan ini penting untuk memotivasi siswa terus aktif dalam pembelajaran. - Keterampilan Mengelola Kelas
Guru perlu menciptakan suasana belajar yang kondusif, termasuk mengatur tempat duduk, mengelola interaksi siswa, serta menjaga disiplin kelas agar pembelajaran berjalan lancar. - Keterampilan Menggunakan Media dan Sumber Belajar
Guru harus terampil memilih dan memanfaatkan media pembelajaran (seperti papan tulis, slide, gambar, atau video) yang sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa. - Keterampilan Menutup Pelajaran
Guru harus mampu menyimpulkan materi dengan jelas, menanyakan kembali poin penting, dan memberikan tugas atau tindak lanjut pembelajaran untuk memperkuat pemahaman siswa. - Keterampilan Memberikan Umpan Balik dan Evaluasi
Guru perlu memberikan evaluasi yang objektif dan membangun terhadap hasil belajar siswa, baik secara lisan maupun tertulis, serta memberikan masukan yang mendorong perbaikan.
Menguasai keterampilan-keterampilan tersebut sangat penting dalam micro teaching agar proses latihan mengajar berjalan efektif, dan guru siap tampil maksimal di kelas yang sesungguhnya.
Menarik: Gaya Belajar Kinestetik: Definisi, Cara Belajar dan Ciri
Bagaimana cara penerapan microteaching
Penerapan micro teaching dilakukan secara sistematis agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Berikut adalah langkah-langkah atau cara menerapkan micro teaching secara efektif:
- Perencanaan (Planning)
Langkah pertama adalah merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau skenario mengajar sederhana. Guru menentukan tujuan pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang digunakan, serta media pembelajaran yang diperlukan. Fokus pada satu keterampilan mengajar tertentu, misalnya membuka pelajaran atau memberikan pertanyaan. - Pelaksanaan Microteaching (Teaching Practice)
Guru melaksanakan praktik mengajar di depan kelompok kecil (biasanya terdiri dari teman sejawat atau peserta pelatihan lain) dalam waktu singkat, sekitar 5–15 menit. Guru menyampaikan materi dan menerapkan keterampilan yang menjadi fokus latihan. - Observasi dan Pencatatan
Selama praktek berlangsung, pengamat (dosen, instruktur, atau peserta lain) mencatat segala aspek yang dilakukan oleh guru. Observasi difokuskan pada keterampilan yang sedang dilatih, seperti penggunaan bahasa, interaksi dengan “siswa”, atau efektivitas media pembelajaran. - Pemberian Umpan Balik (Feedback)
Setelah praktik, pengamat memberikan masukan secara langsung mengenai kekuatan dan kelemahan selama mengajar. Umpan balik ini sangat penting agar guru bisa melakukan refleksi dan memperbaiki teknik mengajarnya. - Refleksi dan Revisi
Guru merefleksikan apa yang telah dilakukan dan membuat perbaikan terhadap rencana pembelajaran maupun cara penyampaian materi. Langkah ini berguna untuk meningkatkan kualitas mengajar sebelum mengulang praktik. - Latihan Ulang (Re-teaching)
Guru dapat mengulang microteaching dengan skenario yang sama namun dengan perbaikan berdasarkan feedback sebelumnya. Ini membantu guru untuk mengembangkan keterampilan secara bertahap dan lebih terampil dari waktu ke waktu.
Dengan tahapan ini, microteaching menjadi sarana latihan yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan mengajar secara praktis dan terarah, sebelum menghadapi situasi pembelajaran di kelas yang sesungguhnya.
Populer Article: Gaya Belajar Auditori: Adalah, Manfaat, Contoh & Tips
Contoh konsep microteaching
Kasus 1: contoh microteaching sederhana untuk jenjang SMP mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan fokus pada keterampilan membuka pelajaran dan menjelaskan materi
Contoh Microteaching: Bahasa Indonesia – Teks DeskripsiTopik: Teks Deskripsi Kelas/Sasaran: SMP Kelas VII Durasi: ±10 menit Keterampilan yang Ditekankan: Membuka pelajaran dan menjelaskan materi Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat memahami pengertian teks deskripsi dan mengidentifikasi ciri-cirinya.1. Pembukaan (3 Menit) Guru: “Selamat pagi, anak-anak! Bagaimana kabarnya hari ini? Sebelum kita mulai, coba perhatikan gambar di layar ini. Apa yang kalian lihat?”(Guru menampilkan gambar suasana pasar tradisional di proyektor atau kertas gambar.) “Ya, betul! Itu adalah pasar. Kira-kira, bagaimana kalian bisa menggambarkan suasana pasar itu agar orang lain yang belum pernah ke sana bisa membayangkan?””Baik, hari ini kita akan belajar tentang teks deskripsi, yaitu teks yang menggambarkan suatu objek, tempat, atau suasana secara rinci agar pembaca seolah-olah dapat melihat atau merasakannya.”2. Penjelasan Materi (5 Menit) Guru: “Teks deskripsi memiliki beberapa ciri penting. Pertama, menggunakan kalimat yang menggambarkan pancaindra, seperti penglihatan, suara, atau aroma. Kedua, teks ini sering menggunakan kata sifat, seperti ‘ramai’, ‘wangi’, atau ‘kotor’.” “Strukturnya juga jelas, biasanya dimulai dengan identifikasi objek yang dideskripsikan, lalu diikuti dengan deskripsi bagian-bagiannya.” “Contohnya, kalau kita ingin mendeskripsikan pasar, kita bisa mulai dengan kalimat: Pasar itu sangat ramai sejak pagi hari. Banyak pedagang menjajakan sayur, buah, hingga ikan segar. Nah, itulah gambaran awal dari teks deskripsi.”3. Penutup Singkat (2 Menit) Guru: “Jadi, hari ini kita sudah mengenal teks deskripsi dan ciri-cirinya. Nanti di pertemuan berikutnya, kalian akan mencoba menulis deskripsi tentang tempat favorit kalian. Tapi untuk sekarang, siapa yang bisa menyebutkan dua ciri teks deskripsi?”(Guru memberi waktu siswa menjawab dan menutup dengan pujian atau penguatan.) |
Tahap evaluasi dan umpan balik:
Praktik penerapan Microteaching ini bisa direkam, diamati, dan diberi umpan balik oleh pengamat (dosen/pelatih) untuk pengembangan keterampilan selanjutnya.
Artikel terkait: Gaya Belajar Visual: Definisi, Karakteristik, dan 5 Contohnya
Ikuti training for corporate dari lister, untuk tingkatkan skill mengajar guru!
Ikuti Training for Corporate dari Lister untuk meningkatkan keterampilan mengajar para guru secara profesional dan terstruktur.
Lister menghadirkan pelatihan dengan materi yang relevan seperti public speaking, management stress kerja, pelatihan bahasa asing untuk dukung pekerjaan dan lainnya.
Dengan pendekatan praktis dan interaktif, para guru akan lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan pembelajaran modern.
Kelas dilakukan secara hybride yang bisa disesuaikan kebutuhannya oleh perusahaan. Dipandu oleh tutor b2b profesional bantu peserta kuatkan skill untuk mengajar.
Bergabunglah dalam Training for Corporate dari Lister, dan bantu guru-guru Anda menjadi pendidik yang unggul dan inspiratif. Konsultasikan kebutuhan training guru melalui Whatsapp Lister!
Sumber gambar sampul: Freepik