Kecerdasan Emosional, Cara Mengukur & Karakter EQ Tinggi

kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan seseorang dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri maupun orang lain. 

EQ memainkan peran penting dalam membentuk hubungan sosial yang sehat, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Yuk pahami tentang kecerdasan emosional di artikel ini!


Kursus Psikotes Kerja, Pede Hadapi Soal-Soal Psikologi Tes bersama Lister!

Kecerdasan Emosional (EQ) Adalah 

Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, mengendalikan, dan mengekspresikan emosi secara efektif, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. 

EQ juga mencakup keterampilan dalam membina hubungan, berempati, berkomunikasi dengan baik, serta mengelola stres dan konflik secara sehat. 

Dalam banyak kasus, kecerdasan emosional dianggap sama pentingnya, bahkan lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ), terutama dalam kehidupan sosial dan dunia kerja.

Baca juga: Kecerdasan Intrapersonal: Pengertian, Contoh, dan 5 Pekerjaan yang Cocok

Pengertian EQ Menurut Tokoh & Sumber Terpercaya

Berikut Lister kumpulkan beberapa pengertian EQ yang diambil dari berbagai sumber populer dan jurnal online yang bisa kamu gunakan sebagai rujukan yaa!  

  1. Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990)

Emotional intelligence is a set of skills hypothesized to contribute to the accurate appraisal and expression of emotion in oneself and in others, the effective regulation of emotion in self and others, and the use of feelings to motivate, plan, and achieve in one’s life.
(Kecerdasan emosional adalah sekumpulan keterampilan yang berkontribusi pada kemampuan menilai dan mengekspresikan emosi secara akurat dalam diri dan orang lain, mengatur emosi secara efektif, serta menggunakan emosi untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan hidup.)

  1. Daniel Goleman (1995)
    Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, memotivasi diri, serta mengelola emosi dengan baik dalam diri dan dalam hubungan sosial.
  2. Reuven Bar-On (1997)
    EQ mencakup seperangkat kemampuan, kompetensi, dan keterampilan non-kognitif yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil menghadapi tekanan dan tuntutan lingkungan.

Contoh Kecerdasan Emosional

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak lho contoh real tanda kecerdasan emosional seseorang. Nah berikut contoh-contoh nya, mana yang kamu banget nih?

  • Mengelola Emosi Saat Marah
    Ketika ditegur atasan di depan umum, seseorang tidak langsung bereaksi marah, tetapi menenangkan diri dan menyampaikan tanggapannya secara tenang di waktu yang tepat. (Self-regulation)
  • Menunjukkan Empati pada Teman
    Saat teman bercerita bahwa ia gagal wawancara kerja, kamu mendengarkan tanpa menyela dan memberi respon yang menunjukkan empati. (Empati)
  • Memotivasi Diri Sendiri
    Setelah gagal dalam ujian sertifikasi, seseorang tetap semangat, belajar kembali, dan menjadwalkan ulang ujian. (Self-motivation)
  • Menyelesaikan Konflik dengan Tenang
    Dalam perbedaan pendapat di kelompok kerja, seseorang mencoba memahami sudut pandang orang lain dan mencari solusi bersama. (Kemampuan sosial & resolusi konflik)
  • Mengenali Emosi Diri Sendiri
    Saat merasa cemas menjelang presentasi, seseorang menyadari perasaannya dan menggunakan teknik pernapasan untuk menenangkan diri. (Self-awareness)

Bagaimana Cara Mengukur Tingkat EQ Seseorang?

Kecerdasan emosional (EQ) bisa diukur melalui berbagai metode, baik dengan tes psikologis standar maupun observasi perilaku dalam kehidupan nyata. 

Beberapa alat test dan metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional atau Emotional Quotient adalah:

1. Menggunakan Tes atau Inventori Psikologis

Ada beberapa alat ukur EQ yang telah diakui secara ilmiah dan digunakan dalam berbagai setting, seperti pendidikan, organisasi, maupun klinis:

a. Emotional Quotient Inventory (EQ-i) oleh Reuven Bar-On

Tes ini mengukur berbagai aspek kecerdasan emosional seperti kesadaran diri, pengendalian diri, empati, keterampilan sosial, dan pengambilan keputusan. Cocok untuk asesmen individu atau karyawan.

b. MSCEIT (Mayer-Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test)

Berbeda dari kuesioner biasa, tes ini mengukur kemampuan aktual (ability-based), seperti mengenali, memahami, dan mengatur emosi. Digunakan dalam penelitian dan pengembangan pribadi.

c. Model Kompetensi Goleman

Menggunakan observasi dan asesmen terhadap lima kompetensi utama: kesadaran diri, regulasi diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Cocok untuk pelatihan dan pengembangan kepemimpinan.

2. Self-Assessment atau Kuesioner Online

Ada banyak tes EQ berbasis daring yang tersedia dan mudah diakses. Misalnya, tes dari MindTools atau Psychology Today.

Meskipun hasilnya tidak seakurat tes profesional, self-assessment ini dapat memberikan gambaran umum mengenai tingkat EQ seseorang.

3. Observasi Perilaku Sehari-hari

EQ juga dapat dinilai melalui pengamatan langsung dalam interaksi sosial. Beberapa indikator EQ tinggi antara lain:

  • mampu tetap tenang saat menghadapi konflik
  • memahami emosi orang lain, dan memiliki kemampuan bekerja dalam tim.

Cara ini sering digunakan oleh HRD atau guru untuk menilai kecerdasan emosional secara kontekstual.

4. Wawancara atau Asesmen Kompetensi

Dalam rekrutmen atau pelatihan kepemimpinan, EQ bisa dievaluasi melalui wawancara mendalam.

Pewawancara biasanya menanyakan situasi tertentu, misalnya: “Ceritakan saat kamu menghadapi konflik dan bagaimana kamu menyelesaikannya.”

Jawaban akan menggambarkan sejauh mana respon emosional peserta dapat dikelola secara sehat.

Untuk anda: Seberapa Penting Kecerdasan Intelektual (IQ) dalam Kehidupan?

Berapa Skor EQ yang Tinggi? 

Nilai ini berguna untuk menunjukkan tingkat kecerdasan emosional seseorang secara umum dan berdasarkan subkategori tertentu seperti empati, kesadaran diri, atau pengelolaan emosi. 

1. EQ-i (Emotional Quotient Inventory) – Bar-On

Tes ini memberikan skor total dan subskor untuk berbagai aspek EQ. Rentang skor standar yang digunakan adalah:

< 85 = Di bawah rata-rata (kemungkinan ada kesulitan dalam pengelolaan emosi dan hubungan sosial)
85–115 = Rata-rata (tingkat EQ umum yang dimiliki sebagian besar orang)
> 115 = Di atas rata-rata (kecerdasan emosional dan keterampilan sosial yang kuat

Skor rata-rata biasanya adalah 100, dan semakin tinggi skor, semakin baik kemampuan seseorang dalam mengelola dan memahami emosi.

2. MSCEIT (Mayer-Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test)

Tes ini bersifat ability-based, artinya mengukur kemampuan aktual dalam mengenali dan mengelola emosi. Skor juga dinyatakan dalam standar seperti IQ:

< 90 = Rendah
✓ 90–110 = Rata-rata
> 110 = Tinggi

MSCEIT membagi hasil dalam 4 area utama: Perceiving Emotions, Using Emotions, Understanding Emotions, dan Managing Emotions.

3. Tes EQ Online atau Self-Assessment

Banyak platform menyediakan tes EQ gratis maupun berbayar dengan rentang skor:

✓ Skala umum: 0–100 atau 0–200, tergantung desain tesnya
✓ Biasanya disertai deskripsi: rendah, sedang, atau tinggi
✓ Hasilnya bersifat indikatif, bukan diagnosis profesional, tetapi bisa menjadi awal refleksi diri.

EQ bukanlah nilai tetap dan tidak seperti IQ yang cenderung stabil. Skor EQ dapat ditingkatkan melalui pelatihan, pengalaman sosial, pengendalian diri, dan kesadaran emosional. 

Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat skor, tetapi juga fokus pada pengembangan kemampuan emosional secara terus-menerus.

Menarik dibaca: Pendidikan Usia Dini Adalah, Manfaat & Bedanya dengan TK

Tes Sederhana Mengukur EQ Metode Self Assesment 

Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan jujur, berdasarkan apa yang paling menggambarkan dirimu. Pilih satu dari empat pilihan:Selalu (4 poin)

Sering (3 poin)
Kadang-kadang (2 poin)
Jarang/Tidak Pernah (1 poin)
Pertanyaan EQ (10 Butir)
1. Saya bisa mengenali emosi yang sedang saya rasakan.
2. Saya tetap tenang saat menghadapi tekanan atau konflik.
3. Saya bisa membaca perasaan orang lain melalui ekspresi atau bahasa tubuh.
4. Saya mudah meminta maaf jika melakukan kesalahan.
5. Saya tidak mudah tersinggung oleh komentar orang lain.
6. Saya mampu menyelesaikan konflik tanpa menyakiti perasaan orang lain.
7. Saya memahami bagaimana perasaan orang lain dalam situasi tertentu.
8. Saya bisa memotivasi diri sendiri saat merasa gagal atau putus asa.
9. Saya mudah menjalin hubungan dengan orang baru.
10. Saya berpikir terlebih dahulu sebelum merespons secara emosional.
Skoring

Skor maksimal: 40
Skor minimal: 10
Interpretasi hasil:

35–40 = EQ sangat tinggi: Kamu sangat baik dalam memahami dan mengelola emosi.
30–34 = EQ tinggi: Kamu cukup stabil secara emosional dan punya empati yang baik.
20–29 = EQ sedang: Masih perlu pengembangan dalam pengendalian emosi dan hubungan sosial.
10–19 = EQ rendah: Perlu belajar lebih banyak tentang mengenali dan mengelola emosi.

Tes ini cocok digunakan dalam, kegiatan pelatihan, maupun sebagai sarana refleksi pribadi untuk mengenali sejauh mana kemampuan seseorang dalam mengelola emosi. 

Karakter seseorang memiliki EQ Tinggi 

Seseorang dengan kecerdasan emosional tinggi biasanya mampu memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat dan produktif. 

Mereka juga peka terhadap perasaan orang lain, mampu membangun hubungan yang baik, serta tetap tenang dalam tekanan. 

Karakter-karakter ini membuat mereka unggul dalam kehidupan sosial maupun profesional. Berikut adalah ciri-ciri atau karakter umum dari individu dengan EQ tinggi:

  • Kesadaran Diri (Self-awareness):
    Mereka mampu mengenali emosi sendiri, tahu apa yang mereka rasakan, dan memahami bagaimana emosi tersebut memengaruhi tindakan mereka.
  • Pengendalian Diri (Self-regulation):
    Orang dengan EQ tinggi tidak mudah bereaksi secara impulsif. Mereka bisa menenangkan diri saat marah, tidak mudah tersulut, dan bisa berpikir jernih di bawah tekanan.
  • Empati:
    Mereka dapat memahami dan merasakan emosi orang lain. Ini membuat mereka mudah berempati, memahami perspektif, dan merespons dengan kepedulian.
  • Keterampilan Sosial (Social skills):
    Mampu berkomunikasi dengan baik, menjalin hubungan yang sehat, dan bekerja sama secara efektif dalam tim adalah ciri khas orang dengan EQ tinggi.
  • Motivasi Diri (Self-motivation):
    Mereka memiliki dorongan kuat dari dalam diri untuk mencapai tujuan, bahkan saat menghadapi tantangan. Mereka tetap fokus, positif, dan tidak mudah menyerah.
  • Mampu Menerima Kritik:
    Orang dengan EQ tinggi tidak tersinggung saat dikritik. Sebaliknya, mereka menggunakannya sebagai sarana untuk belajar dan berkembang.
  • Peka Terhadap Lingkungan Sosial:
    Mereka bisa membaca situasi sosial, merespons dengan tepat, dan menciptakan suasana yang nyaman di sekitar mereka.

kecerdasan emosional
kecerdasan emosional

Dampak Jika EQ Rendah

Kecerdasan emosional yang rendah membuat seseorang kesulitan mengenali, memahami, dan mengelola emosinya sendiri maupun emosi orang lain. 

Hal ini dapat memicu berbagai masalah dalam hubungan sosial, pekerjaan, bahkan kesehatan mental. Berikut adalah beberapa dampak umum dari rendahnya EQ:

  • Mudah Tersinggung dan Sulit Mengontrol Emosi:
    Orang dengan EQ rendah cenderung bereaksi berlebihan, mudah marah, tersinggung, atau menangis tanpa bisa menjelaskan alasan emosionalnya dengan jelas.
  • Sulit Membangun dan Menjaga Hubungan Sosial:
    Mereka mungkin tidak peka terhadap perasaan orang lain, sulit berempati, atau sering menyinggung perasaan tanpa disadari. Ini bisa menyebabkan konflik, kesepian, atau dijauhi oleh lingkungan.
  • Rentan Stres dan Cemas:
    Ketidakmampuan mengelola emosi bisa membuat seseorang mudah stres, cemas, bahkan depresi, karena mereka tidak memiliki strategi coping (pengelolaan diri) yang sehat.
  • Kurang Percaya Diri dan Sulit Memotivasi Diri:
    EQ rendah sering dikaitkan dengan perasaan tidak percaya diri dan cepat menyerah saat menghadapi kesulitan. Mereka juga cenderung bergantung pada motivasi eksternal, bukan dari dalam diri.
  • Komunikasi yang Buruk:
    Seseorang dengan EQ rendah bisa kesulitan menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat. Hal ini bisa membuat pesan yang disampaikan salah dipahami atau menimbulkan konflik.
  • Kurang Adaptif di Lingkungan Kerja:
    Dalam dunia kerja, EQ rendah bisa menyebabkan konflik dengan rekan tim, kurangnya kerja sama, hingga kesulitan menerima kritik atau perubahan.

Populer: Wajib Dikuasai, Pentingnya Soft Skill dalam Dunia Kerja

Cara Meningkatkan EQ 

Kecerdasan emosional bukanlah bawaan lahir semata, ia bisa dipelajari dan dilatih seiring waktu. 

Dengan memperkuat kesadaran diri, empati, dan keterampilan sosial, seseorang dapat mengelola emosinya dengan lebih sehat dan produktif. 

Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan untuk meningkatkan EQ:

1. Tingkatkan Kesadaran Diri (Self-awareness)

Latih diri untuk mengenali dan menyadari emosi yang sedang dirasakan. Cobalah menjawab pertanyaan seperti, “Apa yang aku rasakan saat ini?” atau “Mengapa aku bereaksi seperti ini?”

Menulis jurnal emosi setiap hari juga bisa membantu mengenali pola perasaan.

2. Kelola Emosi Secara Sehat (Self-regulation)

Belajar menunda reaksi emosional dan berpikir sebelum bertindak. Saat marah atau stres, tarik napas dalam-dalam, hitung sampai sepuluh, atau ambil jeda sebelum merespons.

Teknik mindfulness atau meditasi juga sangat efektif untuk membantu regulasi emosi.

3. Kembangkan Empati

Latih kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain. Dengarkan lebih dalam saat orang bercerita, dan cobalah bayangkan bagaimana perasaan mereka.

Ucapan seperti, “Aku mengerti kamu pasti merasa…” dapat membangun empati dan hubungan yang lebih baik.

4. Tingkatkan Keterampilan Komunikasi Sosial

Belajar berkomunikasi dengan jelas, sopan, dan penuh empati. Dengarkan secara aktif, jaga kontak mata, dan hindari menyela.

Berlatih kerja tim dan keterlibatan sosial juga membantu memperkuat interaksi.

5. Belajar dari Kritik dan Umpan Balik

Alih-alih tersinggung, gunakan kritik sebagai alat refleksi dan pertumbuhan. Tanyakan diri sendiri: “Apa yang bisa aku perbaiki?” Sikap terbuka terhadap saran membuat kamu lebih dewasa secara emosional.

6. Tetap Termotivasi dan Optimis (Self-motivation)

Tentukan tujuan pribadi dan dorong diri untuk mencapainya, meskipun mengalami kegagalan. Orang dengan EQ tinggi biasanya punya motivasi internal yang kuat dan tidak mudah putus asa.


Meningkatkan EQ adalah proses yang memerlukan latihan sadar, evaluasi diri, dan niat untuk berkembang. Dengan membiasakan refleksi emosional dan interaksi sosial yang positif, siapa pun bisa menjadi pribadi yang lebih bijak secara emosional.

Dunia Kerja: 30 Contoh Keahlian Dalam CV & Cara Menulis Skill yang Benar!

Kursus Psikotes Kerja, Pede Hadapi Soal-Soal Psikologi Tes bersama Lister!

Kursus Psikotes Kerja di Lister siap membantumu lebih percaya diri menghadapi berbagai soal-soal psikologi tes untuk kebutuhan profesional kerja.

Dengan bimbingan dari tutor berpengalaman, kamu akan mempelajari strategi mengerjakan berbagai tes psikologi seperti Kraepelin, Warteg, Pauli, EPPS sampai DISC.

Kelas bisa diakses fleksibel, baik secara privat maupun kelompok, sesuai kebutuhanmu. Cocok untuk fresh graduate, pelamar kerja profesional, atau siapa pun yang ingin lolos tahap psikotes dengan skor tinggi.

Tidak hanya belajar teori, kamu juga akan diberikan latihan soal dan strategi menyiapkan diri untuk hadapi ujian.

Jangan biarkan psikotes jadi penghalang kariermu! Yuk, konsultasikan kebutuhanmu sekarang juga lewat WhatsApp dan temukan program kursus terbaik di Lister!

Sumber bacaan:

  • Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why it can matter more than IQ. New York: Bantam Books.
  • Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). Emotional intelligence. Imagination, Cognition and Personality, 9(3), 185–211. https://doi.org/10.2190/DUGG-P24E-52WK-6CDG
  • Bar-On, R. (1997). The Emotional Quotient Inventory (EQ-i): Technical manual. Toronto: Multi-Health Systems.

Sumber gambar sampul: Freepik

Share:

Picture of Sekar Arum Kinanti
Sekar Arum Kinanti
Memiliki motto do my best. Berusaha untuk menjadi cawan kosong untuk terus belajar. Memiliki passion untuk menyebarkan informasi menarik dan bermanfaat untuk pembaca melalui tulisan-tulisan yang berkualitas.

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts