Salah satu kemampuan yang penting untuk dikuasai adalah bisa bahasa asing. Kemampuan tersebut akan berguna dalam kariermu. Untuk itu, kamu bisa mengambil kelas bahasa asing untuk karyawan di Lister for Company.
Selain itu, penting bagi kamu memiliki soft skill. Salah satunya adalah kemampuan kepemimpinan yang baik.
Bicara soal itu, tahukah kamu apa gaya kepemimpinan yang kamu miliki? Jika belum, simak teori gaya kepemimpinan yang diulas berikut ini.
Apa itu Gaya Kepemimpinan?
Gaya kepemimpinan adalah cara seseorang dalam memimpin orang lain. Gaya itu dapat dilihat dari bagaimana seseorang memengaruhi orang lain, contohnya adalah bawahan, agar melakukan tindakan yang dapat membantu mencapai tujuan bersama.
Ia dapat merancang strategi dalam mengarahkan dan menyatukan orang lain demi meraih tujuan.
Macam-Macam Teori Gaya Kepemimpinan
Ternyata ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang berbeda dalam diri setiap orang. Mana yang sesuai dengan gaya kepemimpinanmu?
1. Demokratis
Pemimpin yang demokratis meminta pendapat dari orang lain sebelum memutuskan. Gaya kepemimpinan ini cenderung disukai orang lain karena tidak adanya sikap otoriter.
2. Otoriter
Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin tim atau organisasi menjadi penentu keputusan tanpa mempertimbangkan pendapat dari anggotanya. Pemimpin otoriter paling cocok ditempatkan dalam tim yang tengah menghadapi tekanan dalam mencapai tujuannya.
3. Laissez-Faire
Laissez-faire adalah bahasa Prancis yang artinya izin bertindak. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini cenderung pasif.
Ia membiarkan orang lain mengambil keputusan. Ia hanya bertindak sebagai pengawas dan mengkritik hasil keputusan yang diambil.
4. Transformasional
Dalam gaya kepemimpinan transformasional, seorang pemimpin memberdayakan anggota timnya untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi. Pemimpin transformasional memberi tempat bagi anggotanya untuk mengasah kemampuan.
5. Partisipatif
Pemimpin dengan gaya partisipatif mengizinkan setiap orang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, tanpa memandang pangkatnya. Pemimpin bertindak sebagai fasilitator yang membimbing agar jalannya diskusi tetap kondusif.
6. Otokratik
Pemimpin otokratik berkuasa penuh dalam kepemimpinan. Ia tidak meminta masukan dari anggota lainnya.
Keputusan yang diambil berlaku mutlak tanpa boleh ada yang mengganggu gugat. Hubungan dengan bawahan pun menjadi kaku. Walaupun begitu, gaya kepemimpinan ini cocok di situasi krisis saat dibutuhkan pengambilan keputusan dengan cepat.
7. Situasional
Pemimpin situasional menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anggota lainnya. Ia bersikap fleksibel dan memerhatikan seberapa siap anggota lain mengikutinya. Setelah mengetahui hal itu, ia baru dapat menentukan gaya kepemimpinan yang tepat.
8. Karismatik
Dalam kepemimpinan karismatik, pemimpin mampu berkomunikasi dengan cara yang dapat membangun empati dan emosi yang kuat dari orang lain. Tujuannya adalah mengajak orang lain melakukan perubahan positif.
Ia dianggap sebagai sosok orator yang ahli, fasih, dan menarik. Namun di balik itu, ia memberi contoh dan siap berkorban demi tujuan bersama.