Mentoring Beasiswa – Sebelum mendaftar beasiswa kuliah, kamu harus menyiapkan sejumlah dokumen dan esai. Salah satunya adalah essay beasiswa.
Esai ini dapat menjadi penentu kamu mendapatkan beasiswa atau tidak. Pastikan kamu mempersiapkan esai sebaik-baiknya, ya.
Apa itu Essay Beasiswa?
Essay beasiswa adalah esai yang ditulis sebagai syarat aplikasi beasiswa. Terdapat beberapa jenis esai yang perlu kamu siapkan, yaitu motivation letter, personal statement, dan study plan.
Walaupun begitu, masing-masing penyelenggara beasiswa meminta jenis esai yang berbeda. Kamu wajib mencermati setiap syaratnya. Essay yang baik menunjukkan kemampuan pelamar beasiswa. Di sini kesempatan kamu meyakinkan panitia seleksi bahwa kamu adalah kandidat yang tepat untuk menerima beasiswa.
Baca juga: Personal Statement adalah Kunci Beasiswa, Apa Rahasianya?
Kerangka Esai Beasiswa
Secara umum, esai memiliki struktur yang terdiri dari tiga bagian berikut.
Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi topik pembahasan. Kamu dapat mengangkat isu pribadi, lingkungan, kelompok, masyarakat, atau nasional.
Gunakan kalimat pendukung untuk menjelaskan alasan isu tersebut penting. Hindari menggunakan argumen pribadi. Sebaliknya, gunakan referensi yang mendukung.
Isi
Bagian isi membahas topik secara lebih mendalam. Jelaskan hasil temuan dan analisis yang dilakukan.
Sampaikan dampak hasil temuan tersebut terhadap latar belakang masalah yang diangkat sebelumnya.
Penutup
Penutup berisi kesimpulan terhadap masalah dan temuannya. Tuliskan pula solusi dan saran terhadap penelitian berikutnya.
5 Tips Esai Beasiswa
Esai yang ditulis untuk mendapatkan beasiswa haruslah menarik dan spesifik. Bagaimana tipsnya?
Personal dan spesifik
Esai yang kamu tulis harus bersifat personal. Seperti yang dijelaskan US News, esai yang menarik bersifat menjelaskan isu yang dihadapi secara pribadi. Hal ini membuat si penulis menjadi sosok yang unik dibandingkan pelamar lainnya.
Gunakan storytelling
Buatlah esai dengan gaya bercerita storytelling. Dengan begitu, pembaca dapat memahami dan merasa menjadi bagian dari cerita. Buatlah cerita dengan detail yang spesifik agar berkesan.
Sesuaikan dengan lembaga yang dituju
Saat melamar di beberapa tempat, terkadang kita menggunakan esai yang sama. Hindari menggunakan ulang esai yang sama.
Kamu dapat menggunakan topik yang sama, tetapi revisi kembali agar sesuai dengan lembaga yang dituju.
Gaya bahasa yang khas
Gunakan kata, istilah, atau frasa yang khas menggambarkan dirimu, seolah-olah kamu sedang berbicara secara langsung. Hal ini akan menambah keunikan pada esaimu.
Ikuti ketentuan
Setiap penyelenggara beasiswa memiliki ketentuan khusus terkait format, panjang esai, dan pertanyaan. Esai yang tidak mengikuti ketentuan tersebut akan ditolak panitia seleksi tanpa pikir panjang.
Contoh Esai Beasiswa
Sudah punya gambaran bagaimana menulis esai yang menarik? Perhatikan contoh esai beasiswa yang diunggah di Going Merry berikut ini.
ESSAY PROMPT: How has the death of a parent or guardian impacted your life financially and emotionally? Be sure to describe how the loss of your parent/guardian impacted your college plans, and explain how the lack of adequate (or any) life insurance coverage has impacted your family’s financial situation.
An essay by Emily Trader for Life Happens Scholarship
When I was seventeen years old, my father lost his battle with kidney failure and cardiovascular disease. As long as I shall live, I do not believe that I will ever forget the first moment I saw my father’s once vibrant face in that cold and unforgiving casket. I won’t forget his lifeless and defeated hands, or how his pale lips would never utter another joke or speak to his grandchildren. Even though the day of his funeral was undoubtedly the worst day of my life, I wish I could relive it just to be with him one more time. Since that moment, I have felt as if all of my grief and longing resides underneath my skin with nothing to relieve the pressure. On September 8th, 2016, I lost my voice of reason, my confidant, my cheerleader, and my best friend.
Unbeknownst to me at the time, I had lost so much more. Upon my father’s passing, he left us with funeral and medical expenses that his insurance would not cover. Because he did not have any form of life insurance, the financial burden of his death was now the responsibility of my mother and me. Even though my mother works night shifts as a neonatal nurse and her commute is nearly two hours, she was forced to pick up extra shifts to support my family. Though I already had a job and I worked about ten hours a week, I now work anywhere from twenty-five to thirty-five hours a week, and I am also a full-time high honor student. Even though the death of my father forced me to realize the importance of cherishing time with my family, I do not see them very often because of our busy schedules. I also sacrificed my social life and the joy that every senior in high school should experience. Instead of football games and homecoming, I had to deal with mourning and the possibility that I would not attend college because of my family’s financial troubles.
If my father had a life insurance policy, we would not have to work ourselves to the bone and sacrifice our physical and emotional well-being to keep up with expenses. I would not have to worry so intensely about the future of my education on top of the crippling grief that I have felt over the last five months. If this devastating experience has taught me anything, it is this: financial planning for these situations is absolutely invaluable. I will not soon forget the stress and despair that I have experienced, and I now realize that to have a life insurance policy is to throw your surviving family members a crucial lifeline. Though no one can ever prepare you for the trauma of losing a parent, life insurance allows you to grieve without the constant stress of financial burden, and for that reason, it is an absolutely essential precaution.
I love and miss you so much, Dad. Thank God I will see you again.
Analisis
1. Penulis berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Ia menjelaskan bagaimana kehilangan sang ayah berpengaruh terhadap psikologis, finansial, dan rencana studinya.
2. Penulis menggunakan detail yang menarik dan spesifik, seperti his lifeless and defeated hands, pale lips, anywhere from twenty-five to thirty-five hours a week, dan seterusnya. Detail tersebut memancing emosi pembaca.
3. Penulis menyesuaikan tulisan dengan lembaga pemberi beasiswa. Life Happens adalah organisasi penyedia asuransi jiwa. Salah satu misi mereka adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asuransi. Penulis melakukan riset sebelumnya terhadap profil penyelenggara beasiswa.
Mentoring Beasiswa, Mulai Langkahmu Studi di Luar Negeri
Sudah diterima di universitas luar negeri, tetapi belum mendapatkan beasiswa? Saatnya kamu mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dengan mengikuti Mentoring Beasiswa di Lister.
Cari tahu pengalaman seru sesama student di Lister Group Community di sini.
Kamu dapat memilih jumlah kelas sendiri, bahkan tutor dan kelas pengganti. Selain itu, dapatkan Garansi Skor untuk kelas tertentu.
Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Daftar sekarang!