Cerita Tutor Inspiratif Ala Lister: Erina Prastyani, Meraih Beasiswa Studi ke Swedia

Lister – Bermimpi memang mudah, tapi mewujudkan mimpi itu menjadi nyata butuh perjuangan yang tidak biasa. Hal itu pula yang dialami oleh Erina Prastyani, yang merupakan salah satu tutor Lister sekaligus peraih beasiswa studi ke Swedia. Kepada Lister, kak Erina menceritakan bagaimana kisah perjuangannya hingga mendapatkan beasiswa tersebut.

Kak Erina adalah lulusan cumlaude Universitas Gadjah Mada pada tahun 2017 dari jurusan Geofisika dengan IPK 3,78. Kala itu, ia mendapatkan tawaran melanjutkan sudi ke Taiwan, namun ia tolak lantaran menginginkan belajar di benua Eropa. Ia pun terpaksa melepaskan tawaran tersebut demi mimpinya menimba ilmu di benua biru.

Keinginannya untuk kuliah di luar negeri sudah ada saat ia masih duduk di bangku kuliah tahun kedua. Sehingga secara mandiri, kak Erina mencari informasi terkait beasiswa, jurusan, dan universitas yang ia inginkan. Namun, karena berjuang sendiri terlalu berat, ia pun mencari komunitas yang sevisi di telegram. Di situlah kak Erina menemukan banyak relasi yang saling mendukung mimpi masing-masing.

Singkat cerita, pada tahun 2018, kak Erina pun mendaftar beasiswa studi master melalui beasiswa LPDP jalur Bidikmisi afirmasi dan diterima. Kemudian, Ia memilih Master Programme in Geophysics specialization di Uppsala University.

Apa Alasan Memilih Jurusan Dan Universitas Tersebut?

Alasan kak Erina memilih jurusan tersebut adalah keinginannya menjadi seorang researcher. Dan untuk mencapainya, ia harus memilih jurusan kuliah yang linear dengan jurusan sewaktu S1 dulu. Berlatar belakang prodi Geofisika akan memudahkan dirinya terjun langsung mempelajari baik itu lingkup fisika mapun kebumiannya.

Sedangkan alasan ia melabuhkan hati di Uppsala University adalah saat menyusun thesis S1 dulu, ia menuturkan bahwa kebanyakan referensi jurnal terkait salah satu metode geofisika yang ia gunakan berasal dari Uppsala University di Swedia. Selain itu, dari kualitas pengajaran dan sumber intelektual yang luas di sana membuat kak Erina akhirnya memilih Uppsala University di Swedia menjadi pilihannya.

Tantangan Terberat

Layaknya menjemput impian yang selalu ada tantangan. Kak Erina bercerita, hal yang paling krusial adalah saat memohon restu sang Ibu. Sebagai anak perempuan pertama, banyak hal yang menjadi pertimbangan dirinya, terutama keadaan sang Ibu sebagai single parent serta kedua adiknya yang masih sekolah.

Kebulatan tekadnya benar-benar diuji kala itu, belum lagi melihat kondisi dirinya sebagai anak pertama yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung keluarga. Namun, karena ia sudah yakin itu adalah jalan terbaik, secara perlahan kak Erina mulai terbuka dan berdiskusi terkait niatnya untuk keluar negeri.

Tanpa disangka, ketakutan itu hanya berada di dalam kepalanya saja, sang Ibu justru sangat mendukung penuh niat itu. Kak Erina menjelaskan bahwa sebagai anak pertama, ia ingin memberi teladan yang baik untuk kedua adiknya. Anak teladan, nih!

Harapan sepulang dari Swedia nanti, ia bisa menjadi manusia yang memiliki kebermanfaatan luas dan tentu mewujudkan keinginannya menjadi researcher di bidang energi.

Kuliah ke Luar Negeri Tanpa Tujuan yang Jelas, Apa Jadinya?

Sebelum apply beasiswa, Kak Erina sering dihinggapi rasa ragu apakah benar ia ingin kuliah di Swedia. Lalu, ia pun berhenti sejenak untuk merenungi kembali tujuannya itu. Menurutnya, sebuah keraguan akan selalu ada, tapi kita bisa memilih untuk tenggelam dalam keraguan, atau bangkit dan terus melangkah.

Kuliah di luar negeri tentu berbeda dengan di dalam negeri, banyak persiapan yang harus dilakukan. Banyak waktu dan energi yang harus dikorbankan, seperti mengikuti tes IELTS, persiapan bahasa, dan menyiapkan dokumen pendukung lainnya.

Proses itu sangat melelahkan sekaligus menantang. Oleh karenanya, motivasi yang kuat di awal akan menguatkan dan mengingatkan kita untuk terus melangkah tatkala keinginan menyerah kian membuncah.

Perkara kuliah ke luar negeri adalah tanggung jawab yang berat. Sebuah amanah tidak hanya dari pemerintah dan tempat kita kuliah namun juga lembaga penyedia beasiswa. Karena penyedia beasiswa juga tidak mau asal-asalan, dalam proses seleksinya juga ketat. Oleh karena itu, alasan untuk kuliah di luar negeri sebenarnya harus dari dalam diri sendiri bukan orang lain, apalagi sekadar ikut-ikutan.

Kalau ingin kuliah ke luar negeri, jangan sampai cuma ikut-ikutan. Bakalan susah bertahan, tanggung jawabnya berat. Kamu harus menemukan the true motivation

Erina Prastyani

Untuk tips lolos tes IELTS dari Kak Erina sendiri, ia menuturkan bahwa kuncinya berada pada pemahaman terhadap format soal, konsistensi latihan soal, serta menemukan partner belajar. Sehingga Kak Erina sangat merekomendasikan siapa saja yang ingin kuliah ke luar negeri untuk melakukan persiapan sejak dini. Misalnya, mengambil kursus persiapan tes IELTS yang berkualitas di Lister.

Begitulah sedikit kisah dari kak Erina, semoga menginspirasi kamu ya. Sudah siap menjadi the next awardee?

Share:

Fatimatuzuhroh
Fatimatuzuhroh
A passionate writer who loves reading self-help books!

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts