Sebagai seorang karyawan yang bekerja full time, menjadi sebuah tantangan yang nyata saat ingin memperjuangkan mimpi melanjutkan studi dengan beasiswa. Banyak persyaratan yang harus disiapkan untuk mendaftar beasiswa seperti skor IELTS yang memenuhi standar misalnya.
Untuk mereka yang sudah memiliki basic kemampuan Bahasa Inggris mumpuni, mungkin tidak begitu berat perjuangannya. Namun, bagaimana dengan seseorang yang kemampuannya masih pas-pasan? Begitulah yang dialami salah satu alumni Lister bernama Taufik Rahmat. Simak cerita dan tips suksesnya berikut ini.
Full-Time Bekerja, Emang Bisa Sambil Belajar?
Itu adalah pertanyaan yang muncul di benak kak Taufik sebelum mengenal program belajar di Lister. Kak Taufik Rahmat Gumilang adalah seorang full-time karyawan swasta yang bercita-cita melanjutkan studi dengan beasiswa. Ia harus mengumpulkan tenaga, pikiran, dan materi untuk mempersiapkannya.
Termasuk salah satunya adalah belajar IELTS. Kesibukan yang tiada henti kadang membuat bingung membagi waktu dan prioritas. Sampai akhirnya, beliau menemukan program belajar IELTS secara online dengan tutor yang sudah ahli di Lister. Selama belajar dengan Lister, kak Taufik merasa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan sangat kekeluargaan, hal ini karena kelas yang ia ambil cukup panjang.
Kelas IELTS yang layak dan cocok untuk mereka yang sedang berjuang mendapatkan good grade di tes IELTS.
Selain itu, kak Taufik merasa beruntung mendapatkan tutor Mia, yang super seru, supel, baik, dan bisa membawakan suasana dalam kelas.
Tips Belajar IELTS Anti Gagal
Sebagai seorang karyawan swasta yang bekerja full time, kendala yang selalu menghadang adalah soal waktu. Dari pagi sampai sore sudah bekerja, lalu belajarnya kapan? Belum lagi ada pekerjaan rumah yang menanti?
Solusinya adalah belajar di waktu weekend secara mandiri atau mengambil kelas persiapan IELTS jadwal malam. Semuanya tergantung kondisi masing-masing yang berbeda. Kebetulan kak Taufik bukan tipe yang suka belajar mandiri, sehingga kak Taufik memutuskan untuk mengambil kelas IELTS Preparation Class (Group). Di sana, kak Taufik bertemu teman-teman yang satu frekeunsi, memiliki tujuan yang sama, dan saling memberi semangat.
Untuk jadwal malam, kelas biasa dimulai pukul 20.00 – 22.00 WIB. Sehingga para peserta yang kebanyakan adalah full time worker pun bisa mempersiapkan diri sebelum kelas dimulai. Tipsnya adalah selalu menjaga kesehatan karena pikiran dan tubuh yang aktif dan produktif seharian.
Jangan hanya belajar di kelas saja!
Menurut kak Taufik, hal yang membuat dirinya sukses di percobaan tes IELTS yang ketiga adalah selain ikut kelas juga latihan di rumah. Kak Taufik merasa kemampuan writing dan listening-nya masih kurang, sehingga memutuskan melatihnya secara mandiri setelah kelas. Caranya: Belajar listening dengan menonton film di Netflix dengan subtitle bahasa Inggris yang cukup membantu. Sedangkan, belajar writing dengan rajin menulis apapun dalam bahasa Inggris seperti caption media sosial, percakapan/chatting, dan lain sebagainya.
Lingkungan yang positif
Pengalaman yang paling berkesan saat mengikuti kelas adalah ketika mengikuti simulasi, lalu skor yang didapat belum mencukupi, teman-teman saling memberi support untuk meningkatkan kemampuan diri di simulasi selanjutnya.
Perjuangan yang membuahkan hasil
Setelah gagal menjalani tes IELTS dua kali, dari overall skor 5.5 tahun 2015 lalu menjadi 6.0 tahun 2020, akhirnya di percobaan ketiga berhasil overall 6.5!
Tips selanjutnya, menurut kak taufik adalah mengenali tipe atau gaya belajar diri sendiri. Apakah kamu tipe belajar mandiri atau kelompok? Kak Taufik mengakui dirinya sulit jika harus berlatih sendiri, ikut kelas lebih memaksa diri untuk mkau tidak mau membuka soal dan berlatih.
Namun, kembali lagi ke preferensi masing-masing orang, setiap orang memiliki metodenya sendiri. Kak Taufik berpesan, untuk meningkatkan listening, cobalah menonton Netflix, TalkShow, Variety Show dalam bahasa Inggris., Kemudian untuk bagian lainnya, tidak ada jalan lain selain berlatih dan habiskan soal-soal Cambridge IELTS.