Sharing Bersama Restu Febrianto: Ternyata Begini Rasanya Kuliah di University College London, Kamu Sudah Tahu?

sharing kuliah di london

Apakah menjadi pengajar profesional atau ilmuwan di bidang pendidikan menjadi profesi idaman kamu? Kali ini ada kak Restu yang berbagi pengalaman kuliah di University College London atau yang biasa disebut ‘UCL’. Bagi kamu yang berminat kuliah di Inggris, kak Restu akan berbagi cerita bagaimana rasanya menimba ilmu di sana dan juga tips survive di kota London. Yuk disimak!

The Smoke, julukan unik kota yang menjadi tempat belajar pria bernama lengkap Aziza Restu Febrianto. Saat ini tengah berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas di Semarang dan pengajar profesional bahasa Inggris. Ia pernah tergabung dalam misi program SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah 3T) tepatnya di kabupaten Ende NTT selepas lulus S-1 yang semakin menambah kecintaanya pada dunia pengabdian, riset dan pendidikan. Keren ya?

Awalnya kurang percaya diri

Tapi, pada awalnya kak Restu merasa kurang percaya diri saat mendaftar kuliah di Inggris karena IELTS guys. Tapi setelah dicoba, kak Restu menuturkan bahwa dirinya malah diterima di tiga universitas sekaligus sebelum mendaftar di UCL yaitu University of Nottingham, University of Edinburgh, dan University of Manchester. Namun, karena mempertimbangkan minat di bidang riset dan pengajaran, pilihan kak Restu jatuh pada UCL.

Yaps! Menurut laman topuniversities.com, UCL adalah universitas terbaik No.1 di dunia dalam bidang pendidikan. Dilansir juga dari laman berkuliah.com, UCL adalah universitas multidisiplin bereputasi internasional untuk kualitas pengajaran dan penelitian di seluruh spektrum akademik. Menariknya, universitas ini pun terletak di sebuah situs kompak di jantung kota London serta dikelilingi konsentrasi terbesar perpustakaan, museum, arsip, dan badan-badan profesional di Eropa.

Memilih jurusan TESOL

Bercita-cita menjadi seorang ilmuwan yang mengembangkan ilmu dan bisa bermanfaat di bidang pengajaran bahasa inggris itulah yang membuat kak Restu akhirnya memilih program master of TESOL. Ia menuturkan bahwa memiliki latar belakang di jurusan pendidikan bahasa Inggris tak menjamin seseorang berhasil di jurusan ini. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan seperti kemampuan literasi, berpikir kritis, dan yang paling penting cara menulis yang akurat. Oleh sebab itu, nilai IELTS tidak boleh kurang dari 6.5 untuk semua skill terutama reading dan writing. Jadi, kemampuan reading dan writing sangat diperhatikan.

Fasilitas kesehatan dan transportasi yang ada di Inggris sangat memadai. Satu orang dilayani oleh satu orang dokter pribadi di tingkat area tempat tinggal yg disebut GP (General Practice) atau puskesmas. Semua biaya gratis karena ditanggung oleh pemerintah melalui NHS (National Health Service). Sehingga tidak perlu khawatir terhadap pelayanan kesehatan yang ada.

Selain itu, banyaknya komunitas muslim di Inggris akan menambah rasa nyaman ketika belajar di kota asing itu. Sayangnya, karena terletak di pusat kota, biaya hidup lumayan mahal, sekitar 823,23 poundsterling untuk biaya kos /flat per bulan. Sedangkan biaya makan tidak terlalu mahal. Namun jika mau menghemat, memasak sendiri tentu sangat disarankan karena bahan mentah yang lebih murah seperti telur dan daging ayam.

Tips untuk yang tertarik kuliah di Inggris

Hal yang harus diperhatikan sebelum keberangkatan adalah menyiapkan uang saku yang dibutuhkan sebelum dana beasiswa cair kira-kira £ 50 selama 2 mingguan. Kak Restu sangat berpesan jika sudah sampai di kota London, kita harus bersikap hati-hati dan jangan terlalu polos, karena kejahatan bisa saja berbentuk soft criminal. Seperti kasus yang pernah dialaminya ketika pemilik kosan tidak kunjung memberikan deposito. Sehingga perlu untuk memperhatikan kotrak perjanjiannya dulu. Jika ingin lebih aman, flat yang disediakan kampus bisa jadi pilihan.

“Aktivitas diluar akademik seperti organisasi, komunitas dan kerja paruh waktu juga belajar.”

Aziza Restu Febrianto

Kak Restu menuturkan, kegemarannya di bidang riset telah membawanya pada presentasi keilmiahan di Amerika dan Spanyol selain itu juga menerbitkan buku yang difasilitasi oleh KBRI. Ia juga terlibat dalam berbagai project PPI UK. Durasi kuliah di sana yang hanya satu tahun sangat dimanfaatkan dengan baik oleh kak Restu. Terutama untuk membangun jaringan dan menambah pengalaman dan prestasi.

Perubahan apa yang dirasakan setelah kuliah di luar negeri?

Menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan berani mengambil kesempatan itulah perubahan yang dialami kak Restu selepas kuliah di luar negeri. Meskipun begitu, ia sangat menyayangkan anggapan yang tersebar di masyarakat bahwa lulusan luar negeri seolah luar biasa. Padahal semuanya tergantung pada masing-masing individunya.

“Jangan pernah ragu untuk mengambil peran sebagai problem solver di masyarakat. Dengan peran ini, semua urusan kita pasti akan dipermudah termasuk mewujudkan semua impian kita.”

Aziza Restu Febrianto

Itulah sedikit sharing dari kak Restu tentang pengalamannya kuliah di UCL ya fellas. Jika kamu berniat kuliah di sana juga, cerita ini bisa jadi referensi kamu. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa gabung di program Lister mentoring beasiswa luar negeri. Semoga bermanfaat.

Share:

Fatimatuzuhroh
Fatimatuzuhroh
A passionate writer who loves reading self-help books!

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?