Teori Belajar Behaviorisme: Definisi, Tujuan, & Penerapannya

teori belajar behaviorisme

Kursus Bahasa Inggris untuk Anak – Di dunia pendidikan modern, teori belajar behaviorisme menjadi salah satu pilar penting dalam mendesain kurikulum dan strategi pembelajaran. Teori ini menekankan pada pengaruh lingkungan dalam membentuk perilaku.

Mengenal lebih dalam tentang teori belajar behaviorisme, termasuk definisi, tujuan, dan contoh penerapannya, dapat membantu kamu dalam memahami pendekatan ini secara lebih efektif. Yuk, simak selengkapnya!

Teori Belajar Behaviorisme Adalah

Teori belajar behaviorisme adalah teori belajar yang menitikberatkan pada perubahan tingkah laku dari peserta didik yang terjadi akibat dari interaksi antara dorongan dan respons.

Fokusnya terletak pada bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan, dan bagaimana perilaku tersebut dapat diamati dan diukur.

Teori ini menganggap tingkah laku manusia berhubungan erat dengan rangkaian stimulus-respons atau interaksi antara dorongan dan respons.

Aliran ini dipelopori oleh John B. Watson (1878-1958), seorang psikolog yang menganggap bahwa fokus utama studi psikologi ialah perilaku. Ia berkeyakinan bahwa perilaku adalah hal yang sepatutnya dipelajari, karena dapat dikaji secara langsung, tanpa harus menyelami proses mental yang kompleks.

Inilah yang kemudian menginisiasi perkembangan aliran behavioristik menjadi teori belajar yang menganalisis proses belajar berdasarkan pada perubahan tingkah laku peserta didik.

Dalam pendekatan ini, perubahan tingkah laku adalah bukti dari proses pembelajaran yang berhasil, dan hal ini dapat diukur dan dievaluasi.

Baca Juga: Berbagai Teori Gaya Kepemimpinan, Mana yang Kamu Banget?

Karakteristik Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme memiliki karakteristik yang membedakannya dari teori belajar lainnya. Beberapa karakteristik utama dari teori ini adalah:

  1. Fokus pada Perilaku yang Dapat Diamati: Teori belajar behaviorisme menekankan pada perilaku yang dapat diamati dan diukur, bukan proses mental yang tersembunyi.
  2. Hubungan Stimulus-Respons: Teori ini berfokus pada hubungan antara stimulus (dorongan) dan respons (reaksi). Setiap perilaku dapat dihubungkan dengan stimulus tertentu, dan ini dapat dipelajari dan dimanipulasi.
  3. Penguatan dan Hukuman: Salah satu aspek kunci dari teori belajar behaviorisme adalah penggunaan penguatan (reward) dan hukuman (punishment) untuk membentuk perilaku.
  4. Objektivitas dan Pengukuran: Teori ini menekankan pada pendekatan yang objektif dan ilmiah dalam memahami dan mengukur perilaku, menjadikannya dapat diuji dan dievaluasi.
  5. Pembelajaran Melalui Pengalaman: Behaviorisme percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui pengalaman langsung dengan lingkungan, dan perubahan perilaku adalah bukti dari pembelajaran tersebut.

Tujuan Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme dikembangkan dengan tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan erat dengan pendekatan praktis dalam pendidikan dan psikologi. Beberapa tujuan utama dari teori ini adalah:

  1. Memahami Hubungan Stimulus dan Respons: Tujuan utama adalah memahami bagaimana stimulus dari lingkungan dapat mempengaruhi respons atau perilaku individu, sehingga memungkinkan pengajar untuk mengendalikan dan mengarahkan perilaku tersebut.
  2. Membangun Perilaku yang Diinginkan: Melalui penerapan penguatan dan hukuman, teori belajar behaviorisme bertujuan untuk membantu dalam membentuk dan mempertahankan perilaku yang diinginkan.
  3. Mengukur Proses Pembelajaran: Salah satu tujuan penting lainnya adalah menyediakan alat untuk mengukur dan mengevaluasi proses pembelajaran berdasarkan perubahan perilaku yang dapat diamati.
  4. Menawarkan Pendekatan yang Terstruktur: Teori ini menawarkan pendekatan yang terstruktur dan sistematis dalam merancang strategi pembelajaran, sehingga membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif.

Contoh Teori Belajar Behaviorisme

Adapun contoh implementasi dari teori behaviorisme dalam praktik pendidikan nyata, berdasarkan penjelasan di atas, antara lain:

  1. Pembelajaran Secara Objektif: Teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan bersifat pasti, tetap, dan tidak berubah. Oleh karena itu, guru berperan aktif dalam memberitahukan hasil belajar, mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh siswa, dan memberikan motivasi.
  2. Siswa sebagai Objek Pasif: Dalam pendekatan ini, siswa berlaku sebagai objek pasif yang memerlukan penjelasan, motivasi, dan materi yang diberikan oleh guru. Mereka menerima informasi dan diarahkan oleh guru tanpa banyak partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
  3. Bahan Ajar yang Terstruktur: Bahan ajar disusun secara hierarki dari yang kompleks ke sederhana, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
  4. Mengoptimalkan Pelatihan Berulang: Penggunaan pelatihan berulang dalam pembelajaran ditujukan untuk memaksimalkan bakat siswa dan membentuk kebiasaan yang diinginkan.
  5. Penggunaan Imbalan daripada Hukuman: Teori ini menekankan pada meminimalisir adanya hukuman dalam proses belajar-mengajar, dan lebih banyak menggunakan imbalan atau pujian untuk menghindari respons peserta didik yang tidak diinginkan.

Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran

Penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran mencakup beberapa strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran:

  1. Penetapan Tujuan yang Jelas: Guru menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur, sehingga siswa tahu apa yang diharapkan dari mereka.
  2. Pemberian Umpan Balik dan Motivasi: Guru memberikan umpan balik secara teratur untuk mengoreksi kesalahan dan memberikan motivasi agar siswa terus berusaha.
  3. Penggunaan Reward dan Punishment: Strategi ini melibatkan penggunaan penguatan positif dan negatif untuk membentuk perilaku yang diinginkan.
  4. Pembelajaran Terstruktur: Bahan ajar disusun secara logis dan bertahap, memudahkan siswa dalam mengikuti dan memahami materi pelajaran.
  5. Pelatihan Berulang: Melalui repetisi dan latihan yang teratur, siswa diberi kesempatan untuk mengasah keterampilan dan memperkuat pemahaman mereka.
  6. Menghindari Hukuman yang Tidak Produktif: Pendidik berusaha untuk menghindari penggunaan hukuman yang dapat menimbulkan respons negatif, dan lebih memfokuskan pada penguatan perilaku yang positif.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme, seperti banyak teori lain, memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadi pertimbangan dalam penerapannya. Berikut ini adalah beberapa aspek positif dan negatif dari teori belajar behaviorisme:

Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme

  1. Mudah Diterapkan: Teori ini relatif sederhana dan mudah diterapkan dalam berbagai setting pendidikan. Pendekatan yang terstruktur memudahkan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
  2. Dapat Diukur dan Dievaluasi: Dengan fokus pada perilaku yang dapat diamati, teori belajar behaviorisme memungkinkan guru untuk mengukur dan mengevaluasi kemajuan siswa secara objektif.
  3. Efektif dalam Membentuk Perilaku: Penggunaan reward dan punishment dalam pembelajaran dapat efektif dalam membentuk dan mengubah perilaku siswa.
  4. Fokus pada Hasil: Teori ini menekankan pada hasil atau output pembelajaran, sehingga jelas dalam menentukan apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.

Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme

  1. Kurang Memperhatikan Aspek Kognitif dan Emosional: Teori ini terutama fokus pada perilaku yang dapat diamati, sehingga sering mengabaikan aspek kognitif dan emosional siswa, yang juga penting dalam proses pembelajaran.
  2. Dapat Membatasi Partisipasi Aktif Siswa: Pendekatan yang terlalu terstruktur dan terpusat pada guru dapat membatasi partisipasi aktif siswa dalam proses belajar, sehingga mengurangi motivasi dan keterlibatan mereka.
  3. Risiko Ketergantungan pada Reward dan Punishment: Terlalu banyak mengandalkan penguatan dan hukuman dapat menciptakan ketergantungan, di mana siswa hanya bertindak untuk mendapatkan reward atau menghindari hukuman, bukan karena pemahaman atau minat intrinsik.
  4. Kurang Sesuai untuk Pembelajaran Konsep Kompleks: Pendekatan ini mungkin kurang efektif dalam mengajar konsep atau materi yang kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam, refleksi, dan analisis kritis.

Baca Jaga: 7 Metode Belajar Speaking Bahasa Inggris, Apa Saja?

Diskon dan Cicilan di Lister 

  • Promo Group Class 50% OFF!
  • Program Cicilan untuk kamu yang mengambil Private Class (minimal 12 pertemuan). Namun cicilan harus dilunasi sebelum pertemuan ke-12, ya.

Kursus Bahasa Inggris dengan Potongan Harga

Kursus Bahasa Inggris untuk Anak di Lister memiliki harga tiap program mulai dari Rp 400 ribu. Kamu bisa pilih kelas yang diinginkan, seperti Private hingga Group dengan jumlah siswa mulai dari 1-20 orang. 

Pilih jumlah kelas sendiri, bahkan tutor dan kelas pengganti. Selain itu, dapatkan Garansi Skor untuk kelas tertentu. 

Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Hubungi WhatsApp untuk pendaftaran sekarang!

Share:

Haris Setyawan
Haris Setyawan
Pekerja seni di dunia kata, menulis cerita yang enak dibaca dan perlu

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts