Korea Selatan? Apa yang terlintas di pikiran kamu jika mendengar Korea Selatan? Tentu saja budaya mereka yaitu K-POP. K-POP atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan yang menampilkan para girl maupun boy group.
Anak-anak muda zaman sekarang pasti sudah tidak asing lagi jika mendengar nama seperti EXO, BTS, Twice, Red Velvet, dan masih banyak lagi. Karena keseharian anak-anak muda zaman sekarang terutama yang perempuan adalah mencari tahu informasi yang berkaitan dengan idolanya, hampir setiap saat mereka menggunakan smartphone hanya untuk mengetahui kabar terbaru dari sang idola. Bukan hanya sekedar mencari tahu kabar terbaru sang idola, mereka rela terjaga sampai larut malam hanya untuk menunggu dikeluarkannya MV terbaru dari sang idola.
Hallyu atau Korean Wave yang dikenal sebagai penyebaran budaya pop Korea secara global di seluruh dunia yang bahkan menyebar sampai ke Indonesia. Pada saat K-POP masuk ke Indonesia dan menjadi populer, banyak generasi muda yang mengikuti dan bahkan sampai membentuk girl group maupun boy group. Contohnya, SMASH, Cheery Belle, BLINK, Seven Icon, dan masih banyak lagi meskipun grup-grup tersebut sudah tidak aktif lagi dalam industry music di Indonesia. Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia.
Bukan hanya K-POP, K-Drama atau drama Korea juga sangat digemari. Karena alur cerita yang dibawakan seperti apa yang anak-anak muda jaman sekarang inginkan, seperti kisah cinta di sekolah dan persahabatan.
Namun, dibalik hal tersebut ada hal yang seharusnya dicontoh oleh para generasi millennial, yaitu budaya belajar yang diterapkan di Korea Selatan. Dilansir dari mbc times.com, Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi di dunia, dibandingkan dengan Indonesia yang masih berada di posisi terbawah.
Para pelajar di Korea Selatan menghabiskan waktu mereka hanya untuk belajar, tak heran jika Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi di dunia.
Murid-murid di Korea Selatan menghabiskan waktu mereka hampir 16 jam berada di sekolah, karena peraturan sekolah yang mewajibkan mereka untuk membaca dan belajar di sekolah. Dengan jam sekolah yang seperti itu, hampir tidak ada waktu bermain bagi para pelajar di Korea Selatan.
Bukan hanya karena menghabiskan sebagian besar waktu di sekolah, sepulang sekolah para pelajar di Korea Selatan diharuskan untuk mengikuti bimbingan belajar dimana di Indonesia mengikuti bimbingan belajar hanyalah sebuah pilihan. Berbeda dengan para pelajar di Indonesia yang menghabiskan waktu setelah pulang sekolah dengan nongkrong di tempat-tempat yang kekinian dengan spot foto yang bagus untuk di posting di akun media sosial mereka masing-masing.
Hal lain yang seharusnya diikuti oleh para pelajar di Indonesia adalah guru sangat dihormati di Korea Selatan. Berbeda hal dengan Indonesia yang memiliki banyak kasus, dimana para guru kurang dihormati bahkan para murid sampai melakukan kekerasan terhadap gurunya. Sebaliknya, para guru di Korea Selatan masih memberikan hukuman fisik kepada murid-murid yang melanggar aturan.
Mereka bahkan rela menghabiskan waktu di sekolah dan kehilangan waktu bermain untuk mempersiapkan masa depan mereka. Tentu saja hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari para orang tua yang senantiasa membimbing dan mendampingi para anaknya untuk terus menekuni belajarnya.