Vincent van Gogh: Depresi Saat Hidup, Dicintai Setelah Tiada

vincent van gogh

Kursus Bahasa Belanda – Penggemar seni rupa klasik tentu tak asing dengan nama Vincent van Gogh, seorang pelukis asal Belanda yang karya-karyanya masih dapat dinikmati sampai sekarang di museum.

Walaupun kini karya-karyanya dihormati di seluruh dunia, kisah hidupnya dapat dikatakan merana. Apa yang membuat Van Gogh terkenal saat ini?

Siapa Vincent van Gogh?

Vincent Willem van Gogh adalah seniman Belanda yang lahir pada 30 Maret 1853. Ia termasuk dalam generasi seniman post-impressionist.

Karya-karya Van Gogh memiliki ciri khas goresan kuas yang dramatis, palet warna yang mencolok, dan caranya menangkap kesan waktu dan pergerakan dalam lukisan.

Fakta menarik yang perlu kamu ketahui adalah Van Gogh baru diakui sebagai seniman hebat setelah ia meninggal dunia. Semasa hidup, sang pelukis sangat miskin, menderita depresi, hingga mengakhiri hidupnya sendiri. Hal ini diketahui melalui surat-suratnya kepada sang adik, Theo van Gogh.

Salah satu seniman post-impressionist lainnya yang juga dikenal dunia adalah Pablo Picasso. Berikut kiprahnya di sejarah seni dunia dalam artikel ​​Biografi Pablo Picasso: Seniman Spanyol Pelopor Kubisme.

Biografi

Dikutip dari situs resmi Museum Van Gogh, berikut kisah hidup sang seniman.

Masa Kecil

Van Gogh lahir di Groot-Zundert, Brabant, Belanda, pada 30 Maret 1853. Sang ayah, Theodorus van Gogh, adalah seorang pendeta Gereja Reformasi Belanda, sementara ibunya bernama Anna Cornelia Carbentus. Ia menjadi putra sulung setelah kakaknya meninggal satu tahun setelah dilahirkan.

Van Gogh memiliki tiga adik perempuan dan dua adik laki-laki, yakni Anna, Theo, Willemina, Lies, dan Cor.

Di usia 11 tahun, ia menjalani pendidikan di sekolah asrama di Zevenbergen. Van Gogh merasa sangat tidak bahagia, sehingga berhenti bersekolah.

Ia sempat melanjutkan pendidikan menengah di Tilburg pada usia 13 tahun. Nilai-nilainya bagus, terutama dalam mata pelajaran bahasa. Namun ia kembali mengundurkan diri dari sekolah. Sejak saat itu, ia tidak melanjutkan pendidikan formal.

Sang paman, Cent, mengajak Van Gogh mengikuti pelajaran seni Goupil & Cie di Den Haag. Pada masa ini, Van Gogh mulai menulis surat-surat kepada adiknya, Theo, yang kemudian menjadi catatan kisah perjalanan hidupnya.

Kehidupan Religius

Van Gogh mulai bekerja di cabang Goupil di London. Di sana ia mengunjungi berbagai museum dan pagelaran seni, seperti British Museum dan National Gallery. Ia juga banyak membaca karya sastra.

Van Gogh dipindahkan ke Paris pada 1875. Pada periode ini, ia menjalani hidup dengan saleh. Dalam surat-surat yang dikirimkan ke Theo, ia banyak mengutip ayat kitab suci. Tak lupa ia menjalani pelayanan di gereja dan berkhotbah.

Van Gogh perlahan-lahan menelantarkan pekerjaannya di bidang seni. Pada 1876, Goupil berhenti mempekerjakannya.

Van Gogh sempat kembali ke Inggris. Ia menjadi asisten guru serta pengkhotbah. Namun ia menyadari pekerjaan tersebut tidak menjanjikan masa depan. Van Gogh pun kembali dan menemui orang tuanya.

Ketika Van Gogh berusia 24 tahun, kedua orang tuanya sangat cemas. Mereka khawatir anak sulung tersebut belum memiliki tujuan masa depan yang jelas. Terlebih Van Gogh tampak lebih menyukai jalan hidup saleh.

Kedua orang tuanya setuju untuk mengirim Van Gogh belajar teologi. Namun studinya tidak dilanjutkan sampai selesai.

Walaupun begitu, Van Gogh tetap ingin melayani gereja dan Tuhan. Ia mulai menjadi pengkhotbah di kawasan pertambangan di Borinage, Belgia.

Di sana ia menjalani hidup miskin dan kumuh sebagai bentuk pelayanan. Namun Van Gogh dianggap mencoreng martabat gereja, sehingga ia tidak diizinkan menjadi pengkhotbah lebih lanjut.

Memulai Karier Seni

Dalam surat-suratnya kepada Theo, Van Gogh seringkali menyertakan sketsa sederhana yang menggambarkan lingkungan sekitarnya. Theo pun menyarankan sang kakak mencoba lebih serius menekuni bidang seni. Van Gogh kemudian menyadari, ia juga dapat melayani Tuhan sebagai seniman.

Van Gogh pindah ke Brussels pada 1880. Di sana ia mengasah teknik melukis dan bertukar pikiran dengan sesama seniman. Ia tak lagi memiliki penghasilan tetap, sehingga Theo selalu mengirimkan uang saku kepadanya.

Pada musim semi 1881, Van Gogh kembali tinggal bersama orang tuanya yang pindah ke Etten, Brabant. Di sana ia berlatih melukis di luar ruangan. 

Pada saat yang bersamaan, Theo ditunjuk menjadi manajer Goupil & Cie di Paris. Seratus persen biaya hidup sang kakak ditanggung Theo, agar kakaknya dapat fokus berkarya.

Di sisi lain, kedua orang tua Van Gogh kecewa dengan pilihan karier putranya. Mereka menganggap kehidupan seniman adalah kegagalan bagi status sosial mereka.

Ditambah lagi Van Gogh jatuh cinta dengan sepupunya, Kee Vos. Kee adalah seorang janda. Ia enggan menerima cinta Van Gogh, tetapi sang seniman bersikeras.

Perselisihan di dalam keluarga memuncak, hingga akhirnya Van Gogh memutuskan pergi dari rumah keluarganya pada akhir 1881. Ia pindah ke Den Haag.

Di sana ia belajar melukis bersama sepupu ipar, Anton Mauve, yang juga merupakan seniman. Van Gogh merasa teknik lukisannya tidak berkembang, sehingga ia mendisiplinkan diri belajar secara ekstrem.

Ia mendapat pesanan yang pertama, yakni 12 lukisan pemandangan kota Den Haag. Pesanan ini membantu Van Gogh mengembangkan keterampilan melukis perspektif.

Mauve mengajarkan dasar-dasar melukis dengan cat air dan cat minyak. Van Gogh mengunjungi Mauve hampir setiap hari untuk belajar.

sunflower vincent van gogh
Sunflowers.

Sien Hoornik

Van Gogh bertemu dengan Sien Hoornik pada 1882. Wanita tersebut adalah model sekaligus kekasih Van Gogh.

Keluarga dan teman-teman Van Gogh syok dengan kabar ini, mengingat Sien Hoornik adalah mantan pelacur. Sien sudah memiliki anak perempuan berusia 5 tahun dan saat itu tengah mengandung.

Van Gogh merasa kasihan dengan Sien, sehingga memutuskan untuk mengurusnya. Mereka menyewa tempat untuk tinggal bersama dengan putri Sien dan bayinya yang akan segera lahir.

Theo tak setuju dengan keputusan kakaknya, tetapi tetap mengirimkan sejumlah uang untuk biaya hidupnya.

Menghadapi pertentangan, Van Gogh tetap keras kepala. Namun pada akhirnya ia menyadari hubungan dengan Sien tidak akan berhasil. Ia pun memutuskan hubungan dengan Sien.

Selepas hubungannya berakhir, Van Gogh berkelana ke kawasan pedesaan Drenthe. Ia banyak melukis bentang alam seperti padang rumput dan ladang.

Namun kehidupan di Drenthe terlalu membuatnya kesepian. Setelah tiga bulan, Van Gogh kembali ke rumah orang tuanya yang kini pindah di Nuenen, Brabant. Ia menyewa sebuah tempat sebagai studionya.

The Potato Eaters

Nuenen adalah kawasan pertanian dan pedesaan yang menjadi sumber inspirasi Van Gogh. Ia selalu melukis di setiap kesempatan.

Pada awal 1884, Van Gogh mengusulkan agar ia mengirim lukisannya kepada Theo sebagai ganti uang saku yang selalu dikirimkan kepadanya. Rencananya, lukisan-lukisan tersebut dapat dijual Theo.

Namun lukisan Van Gogh dirasa terlalu gelap dan kurang berwarna, sehingga tak diminati penikmat seni di Paris.

Kedua orang tua Van Gogh merasa perilaku putra sulungnya tak dapat diterima. Tak lama setelah sang ayah meninggal pada Maret 1885, Van Gogh meninggalkan rumah dan pindah ke studionya. Di sana ia mulai mengerjakan lukisan The Potato Eaters.

Pada akhir tahun yang sama, Van Gogh memutuskan mendaftarkan diri di akademi seni Antwerp. Ia memutuskan akan meninggalkan Belanda dan tidak akan kembali lagi.

Walaupun Antwerp menawarkan fasilitas dan lingkungan seni, Van Gogh merasa pelajaran melukis yang didapatkan terlalu kuno baginya. Ia merasa karya lukisannya adalah sesuatu yang berbeda.

Van Gogh kemudian pindah ke Paris untuk menemui Theo. Ia ingin belajar di studio Fernand Cormon, seorang seniman yang sering melatih murid asing.

Sebelum Theo sempat menyiapkan tempat tinggal, sang kakak muncul secara mendadak.

Paris

Theo adalah manajer Goupil di Montmartre, Paris. Ia memperkenalkan sang kakak dengan karya-karya seniman modern, seperti Claude Monet. Van Gogh juga berkenalan dengan generasi seniman muda seperti Henri de Toulouse-Lautrec dan Emile Bernard.

Siapa saja tokoh seniman impressionist Prancis yang terkemuka? Berikut ulasannya dalam artikel Deretan Impresionis Prancis Terkenal, Karyanya Mengubah Dunia.

Pertemuan ini menginspirasi Van Gogh untuk bereksperimen dalam karya-karya selanjutnya. Beranjak dari warna-warna gelap di The Potato Eaters, Van Gogh mencoba bermain dengan warna-warna terang dalam karya The Hill of Montmartre with Stone Quarry.

Ia mengembangkan teknik sapuan kuas yang cocok baginya. Tema-tema lukisannya pun semakin beragam, mulai dari kawasan pedesaan di sepanjang Seine hingga kafe dan jalan raya. Ia juga mencoba melukis potret.

Van Gogh juga mendapat inspirasi dari ukiran kayu Jepang yang dijual di Paris. Teknik ini menginspirasi Van Gogh dalam karya-karya selanjutnya.

Namun Van Gogh mulai lelah dengan ingar-bingar Paris, sehingga memutuskan mencari ketenangan di Provence. Pada Februari 1888, ia pindah ke Arles, kota kecil di tepi Sungai Rhône.

Gauguin

Keindahan dan ketenangan Arles menginspirasi Van Gogh untuk menciptakan karya yang berbeda. Lukisannya menjadi lebih ekspresif dan tak terlalu kaku.

Van Gogh memiliki gagasan untuk membuat studio di Arles, di mana para seniman dapat mengumpulkan karya untuk dikirimkan dan dijual Theo. Namun ia hanya berhasil menarik minat satu seniman, Paul Gauguin.

Van Gogh dan Gauguin bekerja sama dalam menciptakan beberapa mahakarya. Walaupun begitu, mereka memiliki perbedaan pandangan yang memicu perdebatan panas.

Gauguin menciptakan lukisan berdasarkan memori dan imajinasinya, sedangkan Van Gogh lebih suka melukis objek yang dilihatnya saat itu. Perbedaan mereka menimbulkan ketegangan terus-menerus.

Van Gogh mulai merasa terganggu. Saat Gauguin mengancam akan pergi, perdebatan memuncak.

Van Gogh mulai putus asa dan mengancam rekannya dengan pisau cukur. Malam harinya, ia memotong sebilah telinganya sendiri. Van Gogh membungkusnya dengan kertas koran dan memberikannya kepada seorang pelacur.

Pagi harinya, Van Gogh dirawat di rumah sakit. Theo bergegas menuju Arles setelah mendengar kabar tersebut.

Setelah menjenguk kakaknya, Theo kembali ke Paris ditemani Gauguin. Impian Van Gogh membangun studio bagi para seniman pun terkubur.

Ia hanya ingat sedikit tentang insiden telinga tersebut. Ketika keluar dari rumah sakit pada Januari 1889, Van Gogh kembali melukis. Namun kondisi mentalnya tak stabil.

Khawatir dengan kondisinya sendiri, Van Gogh berinisiatif meminta dirawat di Rumah Sakit Jiwa Saint-Paul-de-Mausole di Saint-Rémy pada Mei 1889.

Almond Blossom

Selama dirawat, Van Gogh sering melukis di taman rumah sakit. Ia juga diizinkan melukis di luar area rumah sakit. Van Gogh bahkan mendapat satu kamar tambahan yang digunakan sebagai studio.

Namun kondisi mental Van Gogh tetap kurang stabil. Dalam suatu waktu saat kondisinya buruk, ia memakan cat minyaknya sendiri. Van Gogh pun sempat dilarang melukis selama beberapa waktu.

Meskipun sedang menjalani perawatan, Van Gogh tetap melukis. Bahkan selama periode ini, ia menghasilkan beberapa lukisan terbaiknya. Dalam waktu satu tahun, ia menciptakan 150 lukisan.

Pada April 1889, Theo menikahi Johanna (Jo) Bonger di Amsterdam. Pada Januari 1890, Van Gogh mendapat kabar akan kelahiran putra Theo dan Jo, yang dinamai Vincent Willem van Gogh.

Sang kakak pun mengirimkan hadiah spesial yang dibuatnya di rumah sakit, yakni lukisan berjudul Almond Blossom.

Enam lukisan Van Gogh dipamerkan di Brussels pada awal 1890 oleh kelompok pameran seniman Belgia, Les Vingt. Seorang kritikus seni, Albert Aurier, menuliskan ulasan positif terhadap karya Van Gogh. Tak hanya itu, salah satu lukisan Van Gogh yang berjudul The Red Vineyard terjual saat pameran.

Theo sudah mengirimkan karya kakaknya ke pameran Salon des Indépendants’ di Paris sejak 1888, tetapi baru kali ini lukisan Van Gogh benar-benar dihargai.

almond blossom vincent van gogh
Almond Blossom.

Auvers-sur-Oise

Van Gogh keluar dari rumah sakit pada Mei 1890. Ia kini tinggal di Auvers-sur-Oise yang menjadi tempat tinggal beberapa seniman.

Auvers adalah kawasan yang tenang, cocok dengan proses penyembuhan Van Gogh. Ada seorang dokter di sana yang mengawasi Van Gogh, yakni Paul Gachet.

Van Gogh berteman erat dengan Gachet, yang menyarankan agar ia mendedikasikan kesehariannya untuk berkesenian. Gachet sendiri adalah pelukis amatir.

Van Gogh menghabiskan hari-harinya melukis taman dan ladang gandum di desa. Kesehatannya pun membaik.

Pada Juli 1890, Van Gogh mengunjungi Theo di Paris. Theo menyebutkan dirinya akan berhenti menjadi penjual karya seni yang telah ditekuninya selama bertahun-tahun.

Theo ingin mendirikan bisnis sendiri, sehingga ia tidak dapat lagi menanggung biaya hidup sang kakak. Van Gogh kembali ke Auvers dengan perasaan gamang.

Theo dan Jo menulis surat untuk meyakinkan sang kakak. Namun kecemasan membuat kondisi Van Gogh semakin memburuk. Ia tak dapat berpikir jernih tentang masa depannya.

Meninggal Dunia

Kehidupan pedesaan yang tenang tak lagi membuat perasaan Van Gogh tetap damai. Ia tak dapat mengatasi rasa cemas dan tidak pasti di dalam dirinya.

Pada 27 Juli 1890, Van Gogh berjalan di ladang gandum. Ia menembak dadanya sendiri dengan pistol.

Dengan kondisi terluka parah, Van Gogh sempat dibawa masuk kembali ke kamarnya di Auberge Ravoux. Theo segera menuju Auvers.

Pada 29 Juli 1890, Theo menyaksikan kakaknya meninggal dunia dalam usia 37 tahun.

Vincent van Gogh dikuburkan di Auvers pada 30 Juli 1890. Seumur hidupnya, ia mewariskan 850 lukisan, 1.300 sketsa di kertas, dan surat-surat yang dikirimkannya kepada Theo.

Theo

Enam minggu setelah Van Gogh meninggal dunia, Theo mengadakan pameran untuk mengenang karya-karya sang kakak. Namun kesehatannya sendiri memburuk.

Tak lama setelah pameran berlangsung, Theo mengundurkan diri. Segera setelahnya ia mengalami gangguan saraf yang parah.

Ia sempat dirawat di sebuah klinik di Utrecht. Ia menderita gejala penyakit terkait sifilis. Theo meninggal dunia saat dirawat pada Januari 1891, enam bulan setelah kakaknya meninggal dunia.

Jo

Lukisan-lukisan Vincent van Gogh pun diurus Jo van Gogh-Bonger. Setelah suaminya meninggal dunia, Jo pindah ke Bussum, Belanda, bersama putranya, Vincent Willem.

Pada 1901, Jo menikahi seorang pelukis, Johan Cohen Gosschalk. Mereka pindah ke Amsterdam dua tahun kemudian.

Melalui pameran di berbagai museum, Jo menarik perhatian publik terhadap karya-karya Van Gogh. Lukisannya diminati dan dibeli banyak orang.

Pada 1914, Jo menerbitkan edisi pertama surat-surat kakak-beradik Van Gogh. Pada tahun yang sama, ia memindahkan makam Theo ke Auvers-sur-Oise, di samping makam sang kakak.

van gogh

Museum Van Gogh

Setelah Jo meninggal dunia pada 1925, putranya, Vincent Willem, mewarisi karya lukisan pamannya. Ia meminjamkan beberapa lukisan kepada Museum Stedelijk di Amsterdam pada 1930.

Nama Van Gogh semakin mencuat. Muncul desakan untuk membuat museum khusus yang didedikasikan terhadap karya-karya Van Gogh.

Pada 1962, pemerintah berjanji akan membangun Museum Van Gogh yang dapat dinikmati semua orang.

Museum tersebut secara resmi dibuka pada 2 Juni 1973, yang menarik perhatian dua juta pengunjung dari seluruh dunia setiap tahunnya.

Quotes Vincent van Gogh

I can do nothing about it if my paintings don’t sell. The day will come, though, when people will see that they’re worth more than the cost of the paint and my subsistence, very meagre in fact, that we put into them.

– 1888

. . knowing clearly what I wanted, I’ve painted another three large canvases since then. They’re immense stretches of wheatfields under turbulent skies, and I made a point of trying to express sadness, extreme loneliness. You’ll see this soon, I hope – for I hope to bring them to you in Paris as soon as possible, since I’d almost believe that these canvases will tell you what I can’t say in words, what I consider healthy and fortifying about the countryside.

– 1890

You know I’ve always thought it ridiculous for painters to live alone etc. You always lose when you’re isolated.

– 1888

I knew from the outset that her character is a ruined character, but I had hopes of her finding her feet and now, precisely when I don’t see her any more and think about the things I saw in her, I increasingly come to realize that she was already too far gone to find her feet.

– 1883

I actually find all the drawings I see there hopelessly bad — and fundamentally wrong. And I know that mine are totally different — time will just have to tell who’s right. Damn it, not one of them has any feeling for what a classical statue is.

– 1886

Cari Tahu Kisahnya, Pelajari Bahasanya

Syarat penting untuk dapat kuliah, bekerja, atau tinggal di Belanda adalah menguasai bahasanya. Sebagai bekal, kamu dapat mengikuti Kursus Bahasa Belanda di Lister.

Ikuti pengalaman seru sesama student di Discord Lister Group Community.

Kamu dapat memilih jumlah kelas sendiri, bahkan tutor dan kelas pengganti. Selain itu, dapatkan Garansi Skor untuk kelas tertentu.

Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Daftar sekarang!

Share:

Brigitta Winasis
Brigitta Winasis
A lifetime learner, a magical world wanderer through books and stories. Writing for professional purposes and personal interests.

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts