Maraknya desas-desus tren kuliah ke luar negeri membuat banyak anak muda jadi latah mau kuliah di luar negeri pula.
Sebenarnya tidak salah, malah sangat bagus.
Tapi, apakah tujuannya sudah tepat atau sekadar ikut-ikutan? Artikel kali ini akan membahas fenomena kuliah ke luar negeri dan salah jurusan, pas buat yang lagi galau nih!
Kuliah ke Luar Negeri itu Bukan Piknik
Menempuh studi di luar negeri, apalagi diterima di universitas bergengsi katakanlah Universitas Sorbonne, Perancis tentu sangat membanggakan. Apalagi membayangkan bahwa kita adalah anak muda pertama dari kampung halaman yang bisa mengenyam pendidikan kualitas nomor wahid di dunia itu. Terlebih kita kuliah tanpa mengeluarkan biaya alias menggunakan beasiswa. Wah! Bangga sekali tentunya.
Namun, kebanggaan itu seharusnya bukan merupakan tujuan apalagi akhir dari perjalanan.
Jangan dibayangkan ketika sepulang dari luar negeri itu langsung berubah hidupnya, jadi kaya mendadak dan hidup nyaman.
Dosen saya pernah berkata hidup adalah perjuangan, jadi selepas mendapatkan gelar master ya tetap berjuang namanya juga hidup.
Baca juga: Jika Ingin Kuliah di US, 5 Hal Penting Wajib Kamu Persiapkan
Punya Tujuan Hidup
Seseorang yang sudah memutuskan untuk menempuh kuliah di luar negeri, sedari awal sudah harus merumuskan apa tujuannya setelah selesai nanti kuliah dan apa yang akan dicapai.
Hal itu penting karena akan mempengaruhi persiapan dan perjalanan studi kita. Sebab harus diingat, sekolah (di LN) itu bukan piknik, yang hanya dijalani satu minggu. Lalu setelah kita merasa fresh, bisa kembali ke kehidupan nyata kita. Sekolah itu bagian dari hidup kamu. Dia adalah kehidupan itu sendiri.
Bila sudah menemukan tujuan, barulah persiapan untuk kuliah di luar negeri dilakukan. Pilihan mengenai jurusan dan universitas, ditentukan berdasarkan tujuan tersebut. Dalam hal ini, passion sangat penting.
Setiap orang pasti punya passion. Itu yang harus kita kejar. Itu yang akan membuat kita punya energi berjuang.
Natalia Sukmi, Dosen Komunikasi UKSW
Salah Jurusan Menyebabkan Rawan Depresi
Kadang menjadi tidak lucu kalau sudah diterima kuliah di luar negeri secara gratis tapi salah jurusannya. Pengalaman belajar menjadi lebih menantang bahkan rawan depresi.
Kurang mempertimbangkan jurusan yang akan diambil sementara pekerjaannya tidak berhubungan dengan jurusan tersebut. Akhirnya tertatih dan depresi ketika harus membuat karya penelitian. Wah, jangan sampai ya!
Baca juga: Kuliah di Jurusan MBA, Ini Dia Tips Agar Kamu Diterima
Cara Menghindari Salah Jurusan
Lalu bagaimana cara menghindari salah jurusan? Tentu melakukan analisa beberapa faktor seperti negara tujuan, peminatan, kemampuan finansial, dan kesesuaian jurusan kuliah dengan latar belakang ilmu sebelumnya.
Mengapa negara tujuan penting? Karena kuliah di Amerika tentu berbeda dengan di Inggris, Singapura, Australia, atau negara lainnya. Kenali bagaimana sistem pendidikan di sana melalui website kampus, webinar perkuliahan di luar negeri, bertanya pada alumni, atau mengikuti mentoring kuliah di luar negeri.
Baca juga: Mentoring Beasiswa Online
Selanjutnya tanyakan kepada diri sendiri, apakah jurusan tersebut sesuai dengan minat atau tidak. Karena kalau kita menyukai jurusannya, kuliah akan lebih bersemangat.
Selain itu, kemampuan finansial juga harus diperhitungkan. Kampus populer biasanya mematok biaya lebih tinggi dari kampus yang biasa saja. Dan kalau memang dananya tidak ada, kamu harus mencari beasiswa. Kesesuaian jurusan dengan latar belakang pendidikan sebelumnya atau pekerjaan saat ini juga menjadi penting.
Jika kita sudah pernah belajar jurusan itu sebelumnya atau bekerja di bidang tersebut, maka akan menjadi modal besar untuk menakklukan pembelajaran di luar negeri.
Sebelum berpikir ingin kuliah ke luar negeri dan agar terhindar dari salah jurusan, lakukan persiapan dulu fellas. Sudah punya persiapan bahasa? Atau lagi cari lembaga kursusnya? Lister bisa banget bantu kamu lho. Daftar sekarang yuk!