Historiografi Tradisional: Definisi, Ciri-ciri, & Contohnya

historiografi tradisional

Kursus Bahasa Inggris untuk Anak – Historiografi tradisional adalah pendekatan yang unik dalam studi sejarah yang memiliki ciri-ciri, contoh, kelebihan, dan kelemahan khas. Melalui pendekatan ini, kita dapat menyelami sejarah dari perspektif yang berbeda.

Seperti diketahui, historiografi di Indonesia terbagi atas tradisional, kolonial, dan modern. Kamu mungkin pernah mendengar istilah historiografi tradisional, tetapi apa sebenarnya arti dari frasa ini?

Pengertian Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional memiliki akar yang dalam dalam studi sejarah, terutama di wilayah Nusantara. Kata historiografi itu sendiri berasal dari kata “history” yang berarti sejarah, dan “grafi” yang berarti deskripsi atau penulisan. Jadi, historiografi berarti penulisan sejarah.

Menurut Kuntowijoyo dalam buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X, historiografi adalah tahap menceritakan kembali suatu peristiwa sejarah sebagai sebuah bentuk catatan sejarah.

Sementara itu, Soedjatmiko dalam buku Manusia dan Ruang Lingkup Ilmu Sejarah menyatakan bahwa historiografi Nusantara ditulis dalam bentuk prosa maupun puisi (syair), seperti babad, serat, kanda, sajarah, carita, hikayat, sejarah, tutur, salsilah, dan cerita-cerita manurung.

Dalam konteks Indonesia, historiografi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu tradisional, kolonial, dan modern. Historiografi jenis tradisional adalah penulisan sejarah yang eksis pada zaman kerajaan Hindu-Buddha hingga kerajaan Islam di Nusantara.

Umumnya, historiografi ini diciptakan oleh pujangga-pujangga di kalangan kerajaan sebagai legitimasi dari raja atau penguasa yang sedang bertahta. Media yang digunakan dalam historiografi jenis ini berupa media tulis natural seperti batu prasasti, lontar, kulit binatang, kertas, dsb.

Penulisan historiografi di Indonesia sudah dimulai pada zaman kerajaan Hindu-Budha sampai berkembangnya Islam. Di Indonesia, historiografi diawali dari masa aksara atau tulisan dengan karya pertama berupa prasasti oleh Mpu Prapanca yang menulis kitab Negarakertagama.

Pada masa tradisional, buku dengan judul Cristische Beschouwing Van Sadjarah Van Bante atau buku tentang sejarah Banten pada 1962 – 1963 dianggap sebagai titik balik berakhirnya historiografi tradisional di Indonesia.

Baca Juga: 6 Struktur Teks Cerita Sejarah dan Kaidah Kebahasaannya

Ciri-ciri Historiografi Tradisional

Menurut Hasnawati dalam buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X, terdapat enam ciri-ciri khas yang membedakan historiografi tradisional dari pendekatan historiografi lainnya. Berikut ke-enam ciri tersebut:

  1. Istana Sentris: Dalam historiografi tradisional, penulisan sejarah hanya difokuskan pada kehidupan raja atau keluarga istana. Hal ini berarti tidak ada cerita mengenai kehidupan masyarakat umum, sehingga sudut pandangnya terbatas pada elit kerajaan saja.
  2. Religius Magis: Ciri lain dari historiagrafi tradisional adalah sejarah yang berhubungan dengan kepercayaan dan hal-hal gaib. Hal ini bertujuan agar rakyat patuh kepada raja, karena seorang raja sering dianggap sebagai penjelmaan Tuhan atau Dewa.
  3. Bersifat Feodalistis-Aristokratis: Cerita sejarah dalam historiografi tradisional menceritakan tentang bangsawan feodal. Seperti istana sentris, cerita yang dikisahkan hanya terpusat pada kaum bangsawan dan tidak ada sangkut paut mengenai kehidupan sosial ekonomi masyarakat umum.
  4. Tidak Ada Perbedaan Peristiwa Nyata dan Khayal: Dalam historiografi jenis tradisional, semua peristiwa, baik itu nyata maupun khayal, dianggap sama. Hal ini menciptakan campuran antara fakta dan fiksi dalam narasi sejarah.
  5. Bersifat Regio-Sentris atau Enocentrisme (Kedaerahan): Historiografi sering menekankan pada budaya dan suku bangsa di kerajaan tersebut. Hal ini mencerminkan fokus yang kuat pada identitas regional dan nasionalisme lokal.
  6. Terdapat Kesalahan-Kesalahan dalam Penguraiannya: Dalam historiografi tradisional, cerita yang ditulis tidak seluruhnya berdasarkan fakta yang terjadi. Melainkan dalam menulis nama, fakta sejarah, penggunaan kosa kata, dan penulisan waktu pada cerita berbeda. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan dalam interpretasi dan pemahaman sejarah.

Contoh Historiografi Tradisional

1. Historiografi Tradisional Masa Hindu-Budha

Pada masa Kerajaan Hindu-Budha, historiografi tradisional berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan terciptanya lebih dari 1.000 buah naskah di seluruh Nusantara, beberapa di antaranya berupa penulisan kitab. Contoh karya tulisan pada masa tradisional dari kerajaan Hindu-Budha meliputi:

  1. Babad Tanah Pasundan: Karya yang mengisahkan sejarah Tanah Pasundan atau Jawa Barat.
  2. Babad Parahiangan: Mengisahkan sejarah Parahyangan atau dataran tinggi di Jawa Barat.
  3. Babad Tanah Jawa: Berisi kisah-kisah sejarah pulau Jawa.
  4. Pararaton: Berfokus pada sejarah raja-raja Jawa Timur dan awal Majapahit.
  5. Nagarakertagama: Kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca, mengisahkan Kerajaan Majapahit.
  6. Babad Galuh: Mengisahkan Kerajaan Galuh di Jawa Barat.
  7. Babad Sriwijaya: Mengisahkan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Baca Juga: Geschiedenis, Istilah Sejarah dari Bahasa Belanda

2. Historiografi Tradisional Masa Islam

Dalam era Kerajaan Islam di Nusantara, historiografi tradisional menunjukkan penyesuaian dengan kebudayaan Islam. Contoh karya yang ditulis oleh pujangga pada saat kerajaan Islam di Nusantara meliputi:

  1. Kerajaan Islam Cirebon: Mengisahkan sejarah dan perkembangan Kerajaan Islam di Cirebon.
  2. Babad Banten dari Kerajaan Islam Banten: Menulis tentang sejarah Banten.
  3. Babad Diponegoro: Yang menceritakan mengenai kehidupan Pangeran Diponegoro.
  4. Babad Demak: Mengisahkan tentang Kerajaan Islam Demak.
  5. Babad Aceh: Berfokus pada Kerajaan Aceh.

Contoh historiografi ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya penulisan sejarah di Nusantara, mulai dari era Hindu-Budha hingga era Islam. Setiap karya memberikan wawasan berharga tentang zaman, budaya, dan peristiwa penting dalam sejarah Nusantara.

Kelebihan dan Kelemahan Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional memegang peranan penting dalam penulisan sejarah, terutama dalam konteks Indonesia. Namun, seperti banyak pendekatan lain dalam bidang studi, historiografi jenis ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri:

Kelebihan Historiografi Tradisional

  1. Autentisitas: Historiografi tradisional menawarkan wawasan otentik ke dalam budaya, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat pada masa itu. Ini memberikan pandangan dari dalam yang sulit ditemukan dalam sumber sejarah lain.
  2. Pewarisan Budaya: Melalui historiografi tradisional, kita dapat memahami dan melestarikan aspek-aspek penting dari budaya dan sejarah lokal.
  3. Kekayaan Sastra: Banyak karya historiografi tradisional yang ditulis dalam bentuk sastra, seperti syair dan puisi. Hal ini menjadikannya berharga tidak hanya sebagai sumber sejarah, tetapi juga sebagai karya sastra.

Kelemahan Historiografi Tradisional

  1. Ketidakakuratan: Karena sering dicampur dengan unsur magis, relijius, dan mitologi, historiografi tradisional mungkin tidak selalu akurat dalam hal fakta dan detail sejarah.
  2. Sudut Pandang Terbatas: Sering kali, historiografi tradisional terfokus pada keluarga kerajaan atau bangsawan, meninggalkan pandangan yang terbatas dan tidak menyeluruh tentang masyarakat pada umumnya.
  3. Kesulitan dalam Verifikasi: Sumber-sumber historiografi tradisional sering kali sulit diverifikasi dengan sumber lain, karena keterbatasan dalam dokumentasi dan korelasi dengan catatan sejarah lainnya.
  4. Bahasa dan Gaya Penulisan yang Sulit Dipahami: Beberapa historiografi tradisional ditulis dalam bahasa dan gaya yang kuno, yang mungkin sulit dipahami oleh pembaca modern.

Baca Juga: Sejarah TOEFL Secara Umum dari Masa ke Masa

Diskon dan Cicilan di Lister 

  • Promo Group Class 50% OFF!
  • Program Cicilan untuk kamu yang mengambil Private Class (minimal 12 pertemuan). Namun cicilan harus dilunasi sebelum pertemuan ke-12, ya.

Kursus Bahasa Inggris dengan Potongan Harga

Kursus Bahasa Inggris untuk Anak di Lister memiliki harga tiap program mulai dari Rp 400 ribu. Kamu bisa pilih kelas yang diinginkan, seperti Private hingga Group dengan jumlah siswa mulai dari 1-20 orang. 

Pilih jumlah kelas sendiri, bahkan tutor dan kelas pengganti. Selain itu, dapatkan Garansi Skor untuk kelas tertentu. 

Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Hubungi WhatsApp untuk pendaftaran sekarang!

Share:

Haris Setyawan
Haris Setyawan
Pekerja seni di dunia kata, menulis cerita yang enak dibaca dan perlu

Social Media

Get The Latest Updates

Subscribe To Our Weekly Newsletter

No spam, notifications only about new products, updates.
Next On

Related Posts