Program Lister – Dalam arena filsuf pendidikan, sedikit yang memiliki dampak sebesar Paulo Freire. Filsuf pendidikan asal Brazil ini adalah pemikir ulung untuk hak pendidikan kaum tertindas.
Melalui teorinya, yang tertuang dalam buku berjudul “Pendidikan untuk Kaum Tertindas”, Freire membuka mata dunia terhadap pentingnya pendidikan transformatif dan pemberdayaan masyarakat.
Mengenal Sosok Filsuf Pendidikan Paulo Freire
Paulo Freire lahir di Recife, Brazil, pada tahun 1921. Menjadi seorang filsuf pendidikan ternama, Freire mengalami banyak tantangan dalam hidupnya. Meski berasal dari keluarga yang awalnya berada, filsuf pendidikan ini menjalani masa kecilnya dalam kemiskinan akibat krisis ekonomi yang melanda Brazil.
Ayahnya, seorang polisi militer terkena dampak krisis tersebut yang membuat kehidupan ekonomi keluarganya menjadi sangat sulit. Freire sering merasakan kelaparan. Pengalaman pahit inilah yang kemudian membentuk tekadnya untuk menjadi pejuang.
Ia bertekad agar tidak ada lagi orang yang mengalami kelaparan seperti yang dialaminya di masa lalu. Semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar, Freire telah menunjukkan tekad kuatnya itu.
Pendidikan tinggi ditempuhnya di universitas lokal, mulai dari Sarjana hingga Doktor. Freire memilih jurusan hukum, sementara ilmu filsafat dan psikologi ia pelajari secara otodidak.
Freire lalu menikah dengan seorang guru, yang nantinya menjadi subjek penelitian utamanya. Gagasan pendidikan yang ia kembangkan banyak dipengaruhi oleh pengalaman mengajar sang istri.
Baca Juga: Biografi Ibnu Sina, Cendekiawan Muslim yang Mengubah Dunia
Menyelami Pemikiran Paulo Freire tentang Filsafat Pendidikan
Pendidikan sebagai Alat Pembebasan
Bagi Freire, pendidikan bukanlah tentang penanaman ide, melainkan proses dialogis di mana individu belajar untuk mengkritisi realitas mereka dan bekerja untuk mengubahnya. Dengan cara ini, pendidikan menjadi alat pembebasan, bukan penindasan.
Pendidikan ideal harus berpijak pada nilai-nilai humanisme, mengangkat manusia sebagai subyek yang aktif, bukan objek yang pasif. Pendidikan sejatinya berperan sebagai pendorong kesadaran dan pembebasan umat manusia dari penindasan.
Belajar harus berbentuk “penyelidikan realitas”. Artinya, proses pendidikan harus melibatkan identifikasi isu-isu yang ada dalam masyarakat. Misalnya, dalam konteks negara agraris, kurikulum pendidikan juga harus mencakup dan menjawab realitas dan permasalahan pertanian yang ada.
Pendidikan untuk Kaum Tertindas
Teori paling terkenal dari Freire adalah Pendidikan untuk Kaum Tertindas. Teori ini berfokus pada pendidikan sebagai alat untuk mengubah keadaan sosial dan ekonomi individu dan masyarakat.
Dalam konteks ini, pendidikan adalah suatu proses di mana orang belajar untuk membaca ‘dunia’ mereka dan bukan hanya ‘kata’ mereka.
Freire mengkritik pendidikan ‘banking’ yang identik dengan pengetahuan disimpan dan dikeluarkan kembali tanpa pemahaman yang mendalam.
Sebaliknya, filsuf pendidikan ini mendorong pendekatan yang melibatkan dialog antara guru dan murid. Hal ini dilakukan dengan cara murid diberdayakan untuk menjadi subjek, bukan objek.
Dampak Pemikiran Paulo Freire dalam Dunia Pendidikan
Sebagai filsuf pendidikan, Paulo Freire memberikan dampak signifikan pada dunia pendidikan dan politik sosial. Pandangannya yang revolusioner telah mempengaruhi dan mentransformasi cara kita mendidik dan memahami proses belajar.
Freire adalah pionir dalam gerakan pendidikan kritis yang menekankan pentingnya siswa memahami dan mempertanyakan realitas sosial, politik, dan ekonomi mereka. Gerakan ini mendorong pendidikan yang lebih berfokus pada pemahaman kritis daripada penyerapan pengetahuan.
Selain itu, Freire melihat pendidikan sebagai alat untuk transformasi sosial. Ia berpendapat bahwa melalui pendidikan, kaum tertindas dapat diberdayakan untuk menantang dan mengubah keadaan sosial dan ekonomi mereka.
Pandangan ini telah mempengaruhi banyak gerakan sosial dan politik dan telah membuka jalan bagi pendekatan pendidikan yang lebih progresif dan partisipatif. Dengan demikian, dampak Paulo Freire sangat luas. Melalui pemikiran dan praktiknya, ia telah menciptakan suatu revolusi dalam bidang pendidikan.
Baca Juga: Karl Landsteiner, Sosok Inspiratif di Balik Sejarah Hari Donor Darah Sedunia
Ikuti Program Lister! Kuasai Bahasa Asing dan Jelajahi Para Filsuf Pendidikan Lainnya
Kurang afdal rasanya jika mengulas pemikiran para filsuf pendidikan tanpa membaca langsung karya aslinya. Oleh karena itu, kemampuan bahasa asing perlu ditingkatkan dengan bergabung di Program Lister.
Temukan pengalaman menarik dari sesama student di Komunitas Lister Group via Discord Lister.
Kamu diberikan kebebasan untuk menentukan jumlah kelas sendiri, bahkan memilih tutor dan kelas pengganti. Pun kamu juga dapat memperoleh Garansi Skor untuk kelas tertentu.
Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Daftar sekarang! hubungi via WhatsApp.