Kursus Business English – Saat melamar kerja, lebih baik mencantumkan portofolio untuk menunjukkan keterampilan yang kamu kuasai. Namun bagaimana dengan kamu yang fresh graduate dan belum memiliki pengalaman kerja?
Ada cara membuat portofolio bagi fresh graduate agar tetap tampil profesional, meskipun dengan pengalaman terbatas.
Apa itu portofolio?
Portofolio adalah kumpulan contoh hasil pekerjaan yang menunjukkan keterampilan kepada rekruter. Saat ini bentuk portofolio bisa bermacam-macam, seperti portofolio fisik, digital, atau dalam situs profesional seperti LinkedIn.
Apa saja fungsi portfolio?
- menunjukkan pencapaian dalam pekerjaan
- menunjukkan keterampilan (hard skills dan soft skills) yang dimiliki
- meningkatkan personal branding
- mempermudah proses rekrutmen perusahaan
- membuka peluang kerja baru
Perbedaan dengan CV atau Resume
Portofolio, CV, dan resume sama-sama memuat pengalaman kerja. Lantas apa yang membedakan ketiga dokumen ini?
Perbedaan | Portofolio | CV/Resume |
Isi | Informasi tentang hasil kerja dan pencapaian yang diraih. Dapat pula mencantumkan bukti berupa foto, video, atau link. | Data pribadi, termasuk pengalaman kerja dan job description. |
Sifat | Bersifat spesifik, artinya secara khusus membahas satu jenis pekerjaan dan posisi. | Bersifat umum, artinya mencantumkan seluruh pengalaman kerja dan kegiatan dalam akademik maupun non-akademik. |
Panjang | Lengkap dan lebih mendetail, sesuai dengan pengalaman kerja yang hendak dicantumkan. | Singkat, hanya terdiri dari 1-2 halaman. |
Apa saja skills yang dapat kamu sertakan dalam portofolio atau CV? Berikut penjelasannya di artikel Hard Skill adalah Senjata Utama di CV, Beda dengan Soft Skill Lho!
7 Cara Membuat Portofolio
Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin kamu beranggapan portofolio hanya dapat dibuat oleh mereka yang sudah berpengalaman kerja. Namun jangan salah, kamu yang masih fresh graduate sekalipun dapat membuat portofolio.
Tips berikut dapat diterapkan baik untuk kamu yang sudah berpengalaman maupun masih fresh graduate.
Kumpulkan arsip
Sebelum menyusun portofolio, kumpulkan berbagai arsip yang berkaitan dengan hasil pekerjaan. Arsip dapat berupa laporan, hasil survei, artikel, sampel presentasi, atau contoh hasil lainnya yang dilakukan di pekerjaan sebelumnya, tugas kuliah, dan lain-lain.
Kamu juga dapat menyertakan video atau foto di dalam portofolio. Namun dalam memilih bukti hasil kerja, hindari menyertakan dokumen perusahaan yang sifatnya rahasia.
Hasil magang
Hasil pekerjaan selama magang juga dapat dimasukkan dalam portofolio. Pasalnya magang sudah dapat disebut sebagai pengalaman profesional.
Kamu dapat menjelaskan job description dan hasil kerja selama magang. Contohnya peranmu sebagai magang yang membantu pekerjaan karyawan di perusahaan.
Ditambah lagi jika kamu menjalani magang di luar negeri, tentu akan menjadi nilai tambah yang membuat rekruter semakin terkesan. Ingin tahu apa saja bidang magang di luar negeri? Simak artikel Yuk Magang di Luar Negeri, Banyak Bidang yang Bisa Dipilih!
Hasil praktik kerja lapangan
Beberapa kampus mengadakan kegiatan praktik kerja lapangan di semester akhir. Tujuannya untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap kondisi di dunia kerja.
Sebagai contoh, jika kamu menempuh pendidikan keguruan, kamu akan melakukan praktik mengajar di sekolah. Kegiatan ini dapat kamu masukkan ke dalam portofolio sebagai salah satu pengalaman.
Sertifikat
Jika kamu pernah mengikuti seminar, bootcamp, pelatihan, atau sertifikasi, dapat menjadi nilai tambah di portofolio.
Sebagai contoh, kamu pernah mengikuti kelas Excel untuk menambah keterampilan sebagai data analyst. Contoh lainnya adalah kamu pernah mengikuti pelatihan atau sertifikat kemampuan berbahasa. Hal ini dapat membuat kamu menonjol di mata rekruter.
Surat rekomendasi atau testimoni
Dilansir dari The Balance, kamu dapat menyertakan surat rekomendasi dari orang yang diakui di bidangnya. Contohnya dosen, guru, atau atasan di tempat kerja sebelumnya. Dengan menyertakan rekomendasi, artinya keterampilanmu diakui oleh orang yang ahli.
Kamu juga dapat menyertakan bukti komunikasi yang menunjukkan testimoni klien atau atasan.
Saat menyertakan rekomendasi atau testimoni, jangan lupa sisipkan contoh hasil pekerjaan yang dimaksud agar dapat dinilai oleh rekruter. Contoh hasil kerja dapat berupa esai, karya ilmiah, rancangan kerja, dan lain-lain.
Pilih bentuk portofolio
Saat ini ada berbagai jenis portofolio yang dapat dipilih. Kamu dapat membuat sesuai dengan tujuan dan syarat yang diminta rekruter.
Sebagai contoh, rekruter meminta portofolio fisik. Maka kamu harus mencetak portofolio yang sudah dibuat.
Jika tidak, kamu dapat membuat bentuk digital di berbagai platform pembuatan portofolio secara online. Kamu juga dapat menyusun portofolio di media sosial seperti Instagram atau LinkedIn.
Pastikan portofolio tersebut mudah dipahami. Sertakan penjelasan lengkap mulai dari proses brainstorming sampai pencapaian yang diraih. Sisipkan bukti pendukung seperti foto, video, atau link.
Update portofolio
Hal paling penting yang sering dilupakan kandidat adalah memperbarui portofolio. Idealnya, portofolio diperbarui setiap 3-6 bulan.
Kamu dapat menambah poin baru maupun menghapus pengalaman kerja yang sudah tidak relevan lagi. Selain itu, sesuaikan portofolio dengan perusahaan yang kamu tuju.
Kursus Business English, Sukses Kariermu Dimulai dari Sini
Kosakata yang digunakan dalam dunia bisnis dan pekerjaan tentu berbeda dengan percakapan sehari-hari. Agar kamu semakin percaya diri, ikuti Kursus Business English di Lister.
Sejumlah alumni Lister terbukti merasakan bagaimana kursus di Lister mendukung karier mereka. Cari tahu pengalaman mereka di Testimoni Alumni.
Kamu dapat memilih jumlah kelas sendiri, bahkan tutor dan kelas pengganti. Selain itu, dapatkan Garansi Skor untuk kelas tertentu.
Gunakan kode promo BLOGLISTER10 untuk mendapatkan diskon 10 persen, minimal pembelian kelas seharga satu jutaan (maksimal diskon Rp500 ribu). Daftar sekarang!