Puisi bahasa Inggris atau Poetry adalah salah satu materi untuk belajar sastra Inggris yang paling menarik.
Apakah kamu seseorang yang suka belajar bahasa Inggris dari karya-karya sastranya? Karya sastra seperti puisi adalah cara yang unik dan sangat powerful untuk belajar bahasa Inggris.
Mengapa Harus Belajar Puisi Bahasa Inggris?
Puisi dalam bahasa Inggris membantu kamu meningkatkan keterampilan berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan dalam berbagai cara.
Sebagai permulaan, puisi dapat mengajari kamu banyak kosakata baru. Kamu tidak hanya menemukan banyak kata baru, tetapi juga banyak puisi berima, yang memberi dorongan memori yang luar biasa.
Puisi juga akan mengajarkan kamu seni memilih kata. Puisi sangat berbeda dari prosa. Biasanya penyair harus menyampaikan pesan yang kuat dalam sedikit ruang. Maka dari itu, penyair sangat berhati-hati dengan kata-kata yang mereka pilih.
Dengan memperhatikan pilihan kata puisi, kamu dapat belajar bagaimana memilih kata bahasa Inggris terbaik untuk menyampaikan pemikiran kamu sendiri baik dalam berbicara maupun menulis.
Kumpulan puisi bahasa inggris dan artinya
Lister akan berikan contoh puisi bahasa inggris dari beberapa penulis terkenal di berbagai era dengan berbagai maksud puisi yang beraneka ragam. Mari kita cek contoh Puisi Bahasa Inggris berikut ini.
A Psalm of Life by Henry Wadsworth Longfellow (1807-1882)
Tell me not, in mournful numbers, Life is but an empty dream! For the soul is dead that slumbers, And things are not what they seem. Life is real! Life is earnest! And the grave is not its goal; Dust thou art, to dust returnest, Was not spoken of the soul. Not enjoyment, and not sorrow, Is our destined end or way; But to act, that each tomorrow Find us farther than today. Art is long, and Time is fleeting, And our hearts, though stout and brave, Still, like muffled drums, are beating Funeral marches to the grave. In the world’s broad field of battle, In the bivouac of Life, Be not like dumb, driven cattle! Be a hero in the strife! Trust no Future, howe’er pleasant! Let the dead Past bury its dead! Act,—act in the living Present! Heart within, and God o’erhead! Lives of great men all remind us We can make our lives sublime, And, departing, leave behind us Footprints on the sands of time;— Footprints, that perhaps another, Sailing o’er life’s solemn main, A forlorn and shipwrecked brother, Seeing, shall take heart again. Let us, then, be up and doing, With a heart for any fate; Still achieving, still pursuing, Learn to labor and to wait. | Jangan katakan, dalam angka yang menyedihkan, Hidup hanyalah mimpi kosong! Karena jiwa yang tertidur itu mati, Dan hal-hal tidak seperti yang tampak. Hidup itu nyata! Hidup itu sungguh-sungguh! Dan kubur bukanlah tujuannya; Debu engkau, kepada debu kembali, Bukanlah yang ditujukan kepada jiwa. Bukan kesenangan, dan bukan kesedihan, Adalah akhir atau jalan takdir kita; Tetapi untuk bertindak, sehingga setiap esok Menemukan kita lebih jauh dari hari ini. Seni itu panjang, dan Waktu berlalu, Dan hati kita, meski kuat dan berani, Tetap, seperti drum yang teredam, berdetak Iramah pemakaman menuju kubur. Di medan perang yang luas di dunia, Di perkemahan sementara Kehidupan, Janganlah menjadi seperti sapi yang bodoh, yang digiring! Jadilah pahlawan dalam perjuangan! Jangan percayakan Masa Depan, betapapun menyenangkannya! Biarlah Masa Lalu yang mati menguburkan yang mati! Bertindaklah—bertindaklah di Masa Kini yang hidup! Hati di dalam, dan Tuhan di atas! Kehidupan orang-orang besar mengingatkan kita Bahwa kita dapat membuat hidup kita agung, Dan, saat pergi, meninggalkan jejak Jejak di atas pasir waktu;— Jejak, yang mungkin dilihat orang lain, Berlayar di atas samudra kehidupan yang khidmat, Seorang saudara yang putus asa dan karam, Melihat, akan bersemangat lagi. Maka, mari kita bangkit dan bertindak, Dengan hati untuk setiap nasib; Terus mencapai, terus mengejar, Belajar untuk bekerja dan menunggu. |
Ozymandias by Percy Bysshe Shelley (1792-1822)
I met a traveler from an antique land Who said: “Two vast and trunkless legs of stone Stand in the desert . . . Near them, on the sand, Half sunk, a shattered visage lies, whose frown, And wrinkled lip, and sneer of cold command, Tell that its sculptor well those passions read Which yet survive, stamped on these lifeless things, The hand that mocked them, and the heart that fed: And on the pedestal these words appear: ‘My name is Ozymandias, king of kings: Look on my works, ye Mighty, and despair!’ Nothing beside remains. Round the decay Of that colossal wreck, boundless and bare | The lone and level sands stretch far away.” Aku bertemu pengembara dari daratan kuno Yang berkata: “Sepasang kaki batu besar tanpa badan Berdiri di padang pasir… Di dekatnya, di atas pasir, Terbenam separuh, wajah hancur terbentang, yang bibirnya berkerut dan berkeriput, dan menyeringai dengan dingin, Bilang pemahatnya, hasrat itu terbaca dengan baik Masih bertahan, melekat erat pada benda tak bernyawa ini, Tangan yang mencemooh, dan hati yang menyuapi: Dan di tumpuannya kata-kata ini muncul:‘Namaku adalah Ozymandias, raja dari segala rajaLihat karyaku, wahai Yang Perkasa, dan putus asa!’ Tidak ada yang tersisa. Di sekeliling reruntuhan Kehancuran besar, tak terbatas, dan hampa Hanya hamparan pasir sejauh mata memandang.” |
Selanjutnya adalah puisi romantis bahasa inggris yang ditulis oleh John Keats. Cek juga artinya ya!
Ode on a Grecian Urn by John Keats (1795-1821)
“Thou still unravish’d bride of quietness, Thou foster-child of silence and slow time, Sylvan historian, who canst thus express A flowery tale more sweetly than our rhyme: What leaf-fring’d legend haunts about thy shape Of deities or mortals, or of both, In Tempe or the dales of Arcady? What men or gods are these? What maidens loth? What mad pursuit? What struggle to escape? What pipes and timbrels? What wild ecstasy?“ | Kau masih menjadi pengantin yang tak pernah dinodai oleh keheningan, Anak asuhan dari kesunyian dan waktu yang lamban, Sejarah hutan, yang dapat menyampaikan Kisah bunga lebih manis dari sajak kita Kisah apa yang dihiasi daun yang mengelilingi bentukmu, Tentang dewa atau manusia, atau keduanya, Di Tempe atau lembah-lembah Arcadia? Orang atau dewa macam apa ini? Gadis-gadis yang enggan? Pengejaran gila apa ini? Perjuangan untuk melarikan diri? Seruling dan tamborin apa ini? Kegembiraan liar apa?” |
Selanjutnya ada puisi singkat 4 baris yang bisa kamu pahami
“Fire and Ice” – Robert Frost
Some say the world will end in fire,
Some say in ice.
From what I’ve tasted of desire
I hold with those who favor fire.
Beberapa orang mengatakan dunia akan berakhir dalam api,
Beberapa mengatakan dalam es.
Dari apa yang telah kurasakan tentang keinginan,
Aku berpihak pada mereka yang memilih api.
Hope is the thing with feathers – Emily Dickinson
Hope is the thing with feathers
That perches in the soul,
And sings the tune without the words,
And never stops at all.
Harapan adalah sesuatu yang berbuluh
Yang hinggap di dalam jiwa,
Dan menyanyikan melodi tanpa kata,
Dan tidak pernah berhenti sama sekali.
A Dream – William Blake
I dreamt a dream! What can it mean?
And that I was a maiden Queen,
Guarded by an Angel mild:
Witless woe was ne’er beguiled.
Aku bermimpi sebuah mimpi! Apa artinya?
Bahwa aku adalah seorang Ratu muda,
Dijaga oleh malaikat lembut:
Kebodohan duka tak pernah tertipu.
Nah jadi itulah beberapa contoh puisi bahasa Inggris berbagai tema dan dari berbagai penulis. Bagaimana pendapatmu?
Buat puisi sendiri, pahami dulu bahasa Inggris!
Ingin membuat puisi bahasa Inggris sendiri khas kamu banget? kamu bisa coba kursus bahasa Inggris dari Lister.
Ada kelas bahasa Inggris writing yang bisa kamu manfaatkan untuk mempelajari cara membuat puisi bahasa Inggris yang ciamik!
Kelas bahasa Inggris dilakukan secara online dengan jam belajar yang fleksibel dan materi yang dapat disesuaikan.
Ukuran kelas juga dapat disesuaikan lho! kelas private bisa menjadi pilihan terbaik dengan harga 1 jutaan!
Informasi lebih lengkap tentang kursus bahasa Inggris Lister bisa langsung konsultasi melalui Whatsapp Lister ya!
Sumber gambar sampul: Freepict