Terima kasih dalam bahasa Jawa bukan sekadar ungkapan biasa. Lebih dari itu, kata “terima kasih” mencerminkan tata krama, sopan santun, dan penghargaan terhadap orang lain.
Kekayaan budaya Jawa tercermin dalam beragamnya variasi ungkapan terima kasih, yang penggunaannya disesuaikan dengan konteks dan lawan bicara.
Mari kita selami lebih dalam keunikan ungkapan terima kasih dalam bahasa Jawa!
Kuasa Lebih Banyak Bahasa, Lister Hadirkan Berbagai Kelas. Mulai Kursus Bahasa Thailand Lister sampai Bahasa Korea, Semuanya Ada! |
Tingkatan bahasa Jawa
Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa yang berbeda-beda, yang dikenal dengan istilah undha usuk (unggah-ungguh).
Undha usuk merupakan sistem yang mengatur penggunaan bahasa untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain berdasarkan usia, status sosial, dan tingkat keakraban.
Oleh karena itu, ungkapan terima kasih bahasa Jawa pun bervariasi. Pemilihan kata yang tepat menunjukkan rasa hormat dan pemahaman kita terhadap undha usuk dalam budaya Jawa.
Jenis-jenis Terima Kasih Bahasa Jawa
Untuk mempermudah pemahaman, kita akan membagi jenis-jenis terima kasih berdasarkan tingkatan bahasanya:
1. Bahasa Ngoko
Bahasa Ngoko digunakan dalam situasi informal, biasanya saat berbicara dengan teman sebaya, keluarga dekat, atau orang yang lebih muda. Meskipun terkesan santai, bahasa Ngoko tetap memiliki aturan dan etika penggunaannya.
Jika kamu berkomunikasi dengan teman atau orang yang sudah akrab, dalam bahasa ngoko maka semuanya komponen nya menggunakan bahasa Jawa ngoko.
Berikut adalah ungkapan terima kasih bahasa Jawa dalam bahasa Ngoko:
- Suwun: Ini adalah bentuk paling sederhana dan umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.
- Maturnuwun: Meskipun termasuk bahasa Ngoko, “maturnuwun” terdengar sedikit lebih sopan daripada “suwun”. Kamu bisa menggunakannya saat berterima kasih kepada teman yang sedikit lebih tua atau dalam situasi yang sedikit lebih formal.
Contohnya:
- “Suwun ya, wis dibantu.” (Terima kasih ya, sudah dibantu.)
- “Maturnuwun, aku wis dikei tumpangan.” (Terima kasih, aku sudah diberi tumpangan.)
- “Suwun mas, sesok aku tak rono” (Terimakasih mas, besok aku kesana)
2. Bahasa Jawa Halus (Madya)
Bahasa Madya menempati posisi unik dalam tingkatan bahasa Jawa. Ia merupakan perpaduan antara bahasa Ngoko yang informal dan bahasa Krama yang formal.
Karena sifatnya yang “di tengah”, bahasa Madya sering disebut sebagai bahasa peralihan.
Penggunaan bahasa Madya mencerminkan rasa sopan dan kecerdasan sosial penuturnya. Bahasa ini menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara, namun tetap menjaga suasana komunikasi yang akrab dan tidak terlalu kaku.
Biasanya, bahasa Madya digunakan saat berinteraksi dengan orang yang dihormati seperti guru, atau orang yang dihormati, tetapi dalam konteks yang tidak terlalu formal.
Misalnya, saat bertemu dengan tetangga yang lebih tua di pasar atau berbicara dengan guru di luar jam pelajaran.
Uniknya, ungkapan terimakasih bahasa Jawa dalam bahasa Madya sama dengan bahasa Ngoko, yaitu:
- Suwun: Penggunaan “suwun” dalam bahasa Madya menunjukkan keakraban, namun tetap menjaga kesopanan.
- Maturnuwun: Meskipun “maturnuwun” termasuk bahasa Ngoko, kata ini dapat digunakan dalam bahasa Madya untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang lebih sopan.
Penggunaannya, dikombinasikan dengan bahasa krama halus seperti:
- Matur nuwun sanget : Terima kasih banyak.
- Sampun dhahar, monggo – Sudah makan, silakan.
- Kula nuwun, inggih – Permisi, ya.
- Punten, kulo badhe medal – Permisi, saya akan keluar.
- Mangga, sami-sami – Silakan, sama-sama.
Dengan memahami nuansa dan konteks penggunaan bahasa Madya, Kamu dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan menunjukkan kepekaan terhadap budaya Jawa.

3. Bahasa Jawa Krama
Bahasa Krama adalah tingkatan bahasa tertinggi dalam bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan untuk menunjukkan rasa hormat yang tinggi kepada lawan bicara, seperti orang tua, guru, tokoh masyarakat, atau orang yang baru dikenal.
Berikut adalah beberapa ungkapan terima kasih bahasa Jawa halus dalam bahasa Krama:
1. Matur nuwun
Ini adalah bentuk terima kasih bahasa Jawa yang paling umum digunakan dalam bahasa Krama. Contoh penggunaannya, “Matur nuwun sanget, Bapak.” (Terima kasih banyak, Bapak).
2. Matur sembah nuwun
Ungkapan ini memiliki makna yang sangat dalam dan menunjukkan rasa hormat yang tinggi. Biasanya digunakan saat berterima kasih kepada orang yang jauh lebih tua, pejabat, atau orang yang memiliki kedudukan tinggi. Contohnya, “Matur sembah nuwun, Ngarsa Dalem.” (Terima kasih banyak, Yang Mulia.)
3. Nuwun inggih
Ungkapan ini juga termasuk dalam bahasa Krama dan sering digunakan dalam situasi formal, seperti pidato atau acara resmi.
“Nuwun inggih” biasanya digunakan bersamaan dengan ungkapan lain. Contohnya, “Nuwun inggih, atas rawuh panjenengan sedaya.” (Terima kasih atas kehadiran Anda semua.)
Baca juga : Belajar Terima Kasih dalam Bahasa Bali + Artinya
Contoh Penggunaan Terima Kasih dalam Bahasa Jawa
Agar lebih memahami penggunaan terima kasih bahasa Jawa dalam berbagai situasi, berikut beberapa contoh percakapan:
1. Situasi: Kamu dibantu teman memindahkan barang.
- Kamu: “Suwun ya, Rani, wis gelem mbantu aku pindahan.” (Terima kasih ya, Rani, sudah mau membantu aku pindahan.)
- Rani: “Yo sama-sama, santai aja.” (Ya, sama-sama, santai saja.)
2. Situasi: Kamu diberi oleh-oleh oleh tetangga yang baru pulang dari berlibur.
- Tetangga: “Le, iki ono oleh-oleh seko Jogja.” (Nak, ini ada oleh-oleh dari Jogja.)
- Kamu: “Wah, maturnuwun sanget, Bu.” (Wah, terima kasih banyak, Bu.)
3. Situasi: Kamu bertemu dengan guru di jalan.
- Kamu: “Sugeng enjang, Pak Guru.” (Selamat pagi, Pak Guru.)
- Guru: “Eh, Andi. Sugeng enjang. Kowe arep mendi?” (Eh, Andi. Selamat pagi. Kamu mau ke mana?)
- Kamu: “Badhe tindak dhateng perpustakaan, Pak.” (Mau pergi ke perpustakaan, Pak.)
- Guru: “Yo, sing sregep sinaune.” (Ya, rajin-rajin belajarnya.)
- Kamu: “Inggih, Pak. Matur nuwun.” (Iya, Pak. Terima kasih.)
4. Situasi: Kamu menghadiri acara pernikahan dan bertemu dengan orang yang dihormati.
- Kamu: “Sugeng dalem, Bapak. Matur sembah nuwun sampun katuran rawuh.” (Selamat malam, Bapak. Terima kasih banyak sudah diundang hadir.)
- Bapak: “Sami-sami. Monggo pinarak.” (Sama-sama. Silakan duduk.)
5. Situasi: Kamu menyampaikan sambutan di depan para undangan.
- Kamu: “Nuwun inggih, para rawuh ingkang kinurmatan, kula ngaturaken sugeng rawuh.” (Terima kasih, para hadirin yang terhormat, saya mengucapkan selamat datang.)
Dengan mempelajari dan mempraktikkan contoh-contoh di atas, Kamu dapat lebih percaya diri dalam menggunakan terima kasih bahasa Jawa sesuai dengan situasi dan lawan bicara.
Kuasai berbagai bahasa lebih luas, Lister bisa bantu kamu!
Ingin menguasai berbagai bahasa dengan metode yang efektif dan fleksibel? Lister hadir dengan kurikulum interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta.
Di Lister ada banyak kursus bahasa asing yang bisa kamu manfaatkan. Mulai dari kursus bahasa Inggris, Kursus bahasa Thailand juga kursus bahasa Jepang dan lainnya.
Dengan tutor profesional dan berpengalaman, kamu akan belajar secara personal untuk hasil yang optimal.
Kelas di Lister bisa diakses kapan saja secara online, sehingga cocok untuk jadwal yang padat. Selain itu, materi pembelajaran berbasis praktik membuat kamu lebih percaya diri dalam berkomunikasi.
Daftar sekarang dan mulai perjalanan belajar bahasa asingmu dengan lebih percaya diri bersama Lister, konsultasi sekarang juga melalui Whatsapp!
Sumber gambar sampul: freepict