Taylor Swift taught me English. I can’t thank her good enough! More than songs, she gave me life!
Kisah ini dialami oleh Dev, ia bercerita tentang perjalanan hidupnya yang berubah setelah mengenal Taylor Swift dan karya-karyanya yang luar biasa, bagaimana ceritanya? Yuk disimak!
Terlambat Belajar Bahasa Inggris
Dev merasa dirinya sangat terlambat mendalami mata pelajaran bahasa asing terutama bahasa Inggris semasa sekolah menengah atas. Menjelang lulus dan persiapan tes SNMPTN, ia baru memutuskan untuk bersungguh-sungguh belajar bahasa Inggris.
Namun, sebenarnya ia sudah tertarik dengan bahasa Inggris sejak kecil ketika mendengarkan album MLTR dan kompilasi album slow rock dari sang ayah. Ia bahkan mengaku hafal lirik hingga tarian dari Britney Spears, Blue, ‘N Sync, dan deretan chart MTV US. Sayangnya, kebiasaan tersebut ternyata belum membuka mata hatinya untuk semangat belajar bahasa Inggris.
Sampai akhirnya, di suatu momen sekolah, Dev dan ketiga temannya diminta membawakan dua lagu berbahasa asing yaitu You Belong with Me dari Taylor Swift dan lagu Gee dari SNSD. Sejak saat itulah, mau tidak mau ia pun banyak mendengarkan lagu-lagu Taylor Swift meski tak paham artinya sama sekali. Tak hanya itu, banyak momen dalam kehidupannya yang membawa Dev lebih dekat dengan musik dan karya-karya Taylor. Mengunduh lagu-lagu, mencari lirik bahasa Inggrisnya, menulis ulang di buku catatan, lalu mengartikannya kata per kata menggunakan kamus tebal tak disangka menjadi aktivitas paling epic yang ia cintai.
Percaya Proses: Belajar dari Dasar
Dev memulai dari hal yang paling dasar dalam belajar bahasa asing, yaitu mengenal dan memahami kosakata dari lirik-lirik lagu Tay-Tay. Ia menulis ulang semua kosakata mulai dari lagu-lagu dari album pertama self-titled Taylor Swift, Fearless, dan Speak now. Ia pun semakin jatuh cinta dengan semua lagu Taylor yang membuat dirinya merasa semangat dalam hidup.
Selanjutnya, Dev pun belajar cara merangkai kata dalam Bahasa Inggris. Ia mencari tau kenapa Taylor menulis “I love you” dan “I loved you”. Apa bedanya love dan loved?
Bagaimana menulis subjek, objek, penggunaan kata kerja, kata sifat, 16 tenses, kalimat tanya, dan aturan serta rumus Bahasa Inggris lainnya. Ia pelajari semuanya dari Taylor.
Termasuk belajar speaking dan listening. Ia mulai membaca lirik tersebut tanpa mendengarkan musiknya terlebih dahulu. Ia juga menggunakan metode sebaliknya, mendengarkan lirik kemudian mencoba menuliskan apa yang didengar untuk mengukur seberapa mahir ia memahami kata-katanya. Latihan otodidak tersebut Dev lakukan sepanjang hari, setiap malam, antara dirinya dan Taylor Swift setiap saat.
Kuliah di jurusan Sastra Inggris
Sampai tiba waktunya, akhirnya Dev mengambil kuliah di jurusan Sastra Inggris. Ia bercita-cita menjadi penulis sejak remaja. Ia pun semakin semangat mengejar cita-citanya karena sudah memiliki bekal.
Ia pun melewati hari-hari kuliah dengan perasaan yang luar biasa, semangat, dan penuh gairah!
Dev belajar Bahasa Inggris lebih gila lagi, ia bangun dini hari jam 2–3 pagi untuk belajar grammar dan sebagainya. Dev juga belajar menulis dalam Bahasa Inggris, mengikuti cara Taylor menulis lirik.
Setiap kali ada tugas menulis, ia menjadi mahasiswa paling bersemangat di kelas. Dirinya mulai membaca karya-karya dalam bahasa Inggris sejak semester awal seperti William Wordsworth, Sara Teasdale, Carl Jung, Sigmund Freud, dan sebagainya. Hingga ia berhasil menelurkan sebuah buku kumpulan puisi berbahasa Inggris yang ia tulis berjudul Unfinished Boyfriend. Setelah lulus kuliah, Dev pun berhasil mendapatkan pekerjaan impiannya yaitu menjadi penulis profesional sungguhan!
Jika saya melihat ke belakang, betapa serunya perjalanan saya. Bayangkan bila saat itu saya tidak jatuh cinta dengan Taylor Swift, saya mungkin tidak akan berminat belajar Bahasa Inggris, tidak akan semangat menulis, dan mungkin saya tidak akan memiliki semua pengalaman hebat ini.
Dev
I wanna thank Taylor Swift for everything. She brought me life in so many magical ways. I remember the days when I cry, I smile, I beg, I sing, I dreams, I love, I dance, and I do everything with Taylor Swift’s songs as the theme songs. I mean, she motivated me to be the best version of myself. I know this is crazy, but if I get the chance to meet her even only for 30 seconds, I’d let her know how much she meant the world to me. Thanks Taylor, you will be remembered.
Setelah membaca cerita Dev yang sangat menginspirasi ini, kamu jadi semangat belajar bahasa asing, kan? Tidak ada hasil yang menghianati usaha, jika mau bersungguh-sungguh apa yang kita impikan pasti dapat!
Bagaimana cerita kamu belajar bahasa asing? Share yuk!
*sumber konten ini terinspirasi dari kisah Dev yang ditulis di quora.