Jika melihat sejarah militer Indonesia tentu sebuah proses yang sangat panjang. Sebuah perjuangan yang tidak mudah pada awal masanya, seperti pada masa pemerintahan kolonial, Jepang, hingga terbentuknya proklamasi kemerdekaan RI. Lalu, seperti apa kisah dan sejarahnya? Berikut pembahasannya.
Sejarah Militer Indonesia
Sejarah militer Indonesia memiliki usia yang sangat panjang. Terutama sejak awal masa kemerdekaan Indonesia, dimana dulu Presiden Soekarno tidak membentuk tentara bersama dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan RI. Kala itu, terjadi acara pelantikan menteri keamanan dan hankam secara absteinsi, yaitu tokoh Supriyadi.
Namun, dikarenakan adanya ketidakpastian negara meletakkan dasar tentara dan pertahanan nasional pada awal kemerdekaan menyebabkan kelahiran tentara Indonesia yang berbeda dengan negara lain. Tentara Indonesia dibangun atas desakan tentara KNIL dan PETA karena kepentingan revolusi kemerdekaan.
Tentara lahir karena revolusi kemerdekaan yang berintikan tentara peninggalan penjajah (PETA dan KNIL) dan milisi rakyat yang terbentuk secara tidak sengaja karena patriotisme membela negara.
Setelah terbentuknya kemerdekaan RI, salah satu organ yang perlu dimiliki oleh pemerintah suatu negara ialah
militer, yang merupakan satu kelompok orang-orang yang di organisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran, yang dibedakan dari orang-orang sipil.
Teknologi Militer Indonesia
TNI memiliki kekuatan pertahanan yang andal, terlatih bermanuver secara baik, terdidik dan dipersenjatai dengan Alutsista yang semakin canggih.
Minimum Essential Force (MEF) tahap I tahun (2010-2014) telah membawa perkembangan bagi geliat industri pertahanan dalam negeri. Kita melihat sesuatu yang lebih dengan melihat kemandirian teknologi dan regulasi kebijakan pertahanan, regulasi kebijakan pertahanan itu mengatur pengembangan industri pertahanan dan pembangunan SDM. Jika terjadi pengadaan maka harus ada transfer of technology untuk peningkatan SDM-nya baik dari TNI maupun non TNI dan saat ini Indonesia memiliki beberapa SDM yang mampu memproduk Alutsista sendiri.
Alutsista modern atau sistem persenjataan telah diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri bersama kekuatan Alutsista yang modern, sebagai sarana untuk berlatih tempur dan pendidikan memelihara keamanan juga telah dibangun pemerintah.
Manfaat Upgrade Kemampuan Bahasa Asing Untuk Militer
Komunikasi militer terkadang tampak tiba-tiba dan langsung kepada warga sipil dan orang luar, tetapi dalam lingkungan militer, tentara dituntut mengatakan hal yang benar pada waktu yang tepat. Agar efisien, mereka harus tetap tenang dan seringkali mereka tidak benar-benar perlu berbicara untuk berkomunikasi; mereka memiliki bahasa dan kode yang tak terucapkan. Misalnya, para tenaga militer ini memiliki kode berpakaian tertentu untuk setiap peringkat; tanpa bertanya, mereka tahu dengan siapa mereka berbicara dan secara naluriah tahu bagaimana harus bertindak.
Kerjasama Internasional
Dalam konteks kerjasama internasional yang sekarang ada lintas batas, tentara harus mampu berkomunikasi tidak hanya dengan ‘musuh’ tetapi juga dengan mitra dari kekuatan nasional yang berbeda. Dengan dominasi AS di badan-badan internasional seperti NATO dan PBB, bahasa Inggris telah menjadi bahasa pilihan bagi personel militer di seluruh dunia. Tetapi seperti jenis bahasa lainnya, bahasa Inggris militer memiliki kosakata, akronim, dan idiomnya sendiri. Oleh karena itu penting bahwa tentara yang terlibat dalam proyek atau operasi internasional mengembangkan keterampilan bahasa yang sesuai.
Manfaat Bahasa Asing
Mampu berbicara bahasa asing lain serta bahasa Inggris juga sangat bermanfaat bagi personel militer. Hal ini dapat memungkinkan tentara untuk bersosialisasi dengan masyarakat lokal di mana mereka ditempatkan dalam operasi penjaga perdamaian. Sejarah telah membuktikan bahwa dukungan penduduk setempat sangat berperan penting dalam memastikan keberhasilan kampanye militer. Sayangnya, berbicara bahasa Inggris tidak cukup ketika tentara dikirim ke negara-negara di mana penduduk setempat tidak mampu berbicara bahasa Inggris.
Contohnya, melansir dari laman communicaid.com, kasus di Afghanistan di mana tentara AS tidak dapat berkomunikasi dengan penduduk. Mereka tidak siap menghadapi keragaman bahasa Afghanistan dan kekurangan penerjemah untuk berkomunikasi secara efektif dengan mitra lokal.
Lalu, bagaimana jika tentara RI yang tidak mahir berbahasa asing itu dikirim untuk bertugas di negara tertentu yang memiliki bahasa berbeda dengan bahasa Indonesia? Disinilah pentingnya upgrade kemampuan bahasa asing minimal bahasa Inggris. Selain memudahkan proses bekerja di sana juga ada banyak nilai positif yang akan didapatkan ketika berhasil menguasainya. Tunggu apa lagi? Daftar kelas English for Military sekarang!
Sumber:
gambar: freepik.com
Latar Belakang Sejarah Militer Indonesia – eprints.uny.ac.id
Produk Industri Pertahanan Indonesia Dilirik Dunia – www.kemhan.go.id