Apa itu klausa? Satuan gramatik dalam Bahasa Indonesia ini seringkali tertukar dengan satuan gramatik lainnya seperti frasa dan kata.
Untuk bisa menyusun sebuah kalimat dengan tepat dan memahami bacaan dengan sesuai, kamu bisa pelajari apa itu klausa di dalam artikel ini!
Rekomendasi Kelas : Kelas BIPA untuk Penutur Asing |
Apa Itu Klausa?
Klausa adalah gabungan dua kata atau lebih yang terdiri dari subjek dan predikat. Umumnya, klausa akan dilengkapi dengan objek, keterangan, dan pelengkap.
Klausa sekilas memang mirip dengan kalimat, tetapi yang membedakan antara klausa dengan kalimat adalah klausa tidak dibubuhi tanda baca dan juga tidak memiliki intonasi akhir ketika dibaca.
Intonasi yang dimaksudkan adalah tanda tanya, perintah, sampai berita.
Bisa dikatakan bahwa klausa adalah bagian dari suatu kalimat. Sedangkan perbedaan klausa dan frasa adalah, frasa bersifat tidak predikatif, dibanding klausa yang predikatif.
Jika diberikan tanda baca atau intonasi perintah, maka klausa akan berubah menjadi sebuah kalimat.
Unsur pada klausa terbagi menjadi dua, yakni unsur inti dan non-inti. Unsur inti terdiri dari subjek dan predikat sedangkan non-inti adalah objek, pelengkap, serta keterangan.
Artikel Terkait : Apa Itu Frasa, Kata dan Klausa? Perbedaan dan Contohnya |
Jenis-Jenis Klausa
Jika kamu sudah memahami pengertian klausa, maka tahap belajar selanjutnya adalah mempelajari jenis-jenis klausa yang perlu diterapkan dalam
Bahasa Indonesia. Ada beberapa jenis klausa yang umum dikenal dalam bahasa Indonesia. Berikut penjelasan jenis-jenis klausa tersebut:
1. Klausa Utama (Klausa Independen)
Klausa utama adalah klausa yang pada dasarnya dapat berdiri sendiri menjadi kalimat sempurna. Klausa ini memiliki makna yang lengkap tanpa memerlukan klausa lain.
Contoh klausa utama adalah “Aku pergi ke pasar.”
Untuk anda : Pengertian Artikel, Jenis dan Contohnya
2. Klausa Bawahan (Klausa Dependen)
Klausa bawahan adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang sempurna. Klausa ini bergantung pada klausa utama untuk membentuk makna yang utuh.
Contoh klausa bawahan adalah “ketika hujan turun”.
Klausa ini membutuhkan klausa utama, misalnya “Saya tetap berjalan,” untuk membentuk kalimat yang lengkap: “Saya tetap berjalan ketika hujan turun.”
3. Klausa Adjektiva
Klausa adjektiva adalah klausa yang berfungsi sebagai kata sifat dan memberikan informasi tambahan mengenai subjek atau objek dalam kalimat.
Misalnya, dalam kalimat “Anak itu yang memakai baju merah,”
Klausa “yang memakai baju merah” adalah klausa adjektiva karena menjelaskan anak tersebut.
Populer : Silakan atau Silahkan, Mana yang Benar dan Kapan Menggunakannya?
4. Klausa Subordinatif
Klausa subordinatif adalah klausa yang berfungsi sebagai anak kalimat dan biasanya dimulai dengan konjungsi subordinatif seperti “karena,” “jika,” atau “walaupun.” Klausa ini memberikan informasi tambahan yang melengkapi klausa utama.
Contohnya adalah “karena adik sakit,” dalam kalimat “Adik tidak masuk sekolah karena adik sakit.”
5. Klausa Relatif (Klausa yang Memodifikasi Nomina)
Klausa relatif adalah klausa yang berfungsi untuk memodifikasi atau menjelaskan kata benda (nomina) dalam kalimat. Klausa ini biasanya diawali dengan kata penghubung seperti “yang” atau “di mana.”
Contoh klausa relatif adalah “yang berwarna merah” dalam kalimat “Buku yang berwarna merah itu milik saya.”
Contoh Klausa
Klausa sudah pasti memiliki predikat (P), sedangkan kalimat belum tentu memiliki predikat (P).
Kendati demikian, ada yang masuk dalam klausa sekaligus sebuah kalimat, yakni kalimat tunggal, hal itu bisa dilihat dari contoh sebagai berikut: “Saya sedang makan kue di rumah”.
Namun, dalam contoh lain, misalnya “Ibu sedang mencuci piring ketika Ayah pulang dari pasar masuk dalam contoh kalimat majemuk.
Contoh-contoh tadi berpijak pada pendapat ahli Harimurti Kridalaksana yang menyatakan klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
Untuk anda : 50 Contoh Kalimat Analogi Beserta Penjelasannya
Sementara menurut ahli bahasa, M. Ramlan, arti klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari P, baik disertai S, O, Pel dan Ket atau tidak. Secara ringkas adalah, (S) P (O), (Pel) (Ket). T
anda kurung menandakan, apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka. Artinya, boleh ada, boleh juga tidak ada.
Dari pengertian di atas, klausa bisa diartikan sebagai satuan gramatik yang unsur-unsurnya minimal terdiri dari Subjek (S)-Predikat (P) dan maksimal unsurnya terdiri dari Subjek (S)-Predikat (P)-Objek (O)-Pelengkap (P)-Keterangan (K). Misalnya bisa dilihat pada contoh di bawah ini:
1. Saya makan
2. Saya sedang makan nasi
3. Saya sedang makan nasi kemarin
4. Saya sedang memasakkan nasi untuk kakakku
Setelah memahami klausa adalah dan contohnya di dalam artikel ini kamu bisa mengetahui berbagai macam satuan gramatika yang digunakan hingga saat ini.
Pelajaran ini sangat bermanfaat untuk orang-orang yang sedang belajar Bahasa Indonesia agar bisa menyusun kalimat dengan tepat.
Baca lainnya : Simak Penjelasan Seputar Afiksasi Adalah, dan Contohnya
Pelajari tata bahasa Indonesia di kelas BIPA untuk penutur asing di Lister!
Kursus BIPA di Lister adalah pilihan tepat bagi kamu yang ingin mengajarkan tatanan bahasa Indonesia kepada orang asing.
Lister menawarkan program belajar yang dirancang komprehensif, mulai dari tingkat dasar hingga mahir, dengan metode pembelajaran interaktif seperti permainan edukatif dan praktik langsung.
Dibimbing oleh tutor profesional dan bersertifikasi, proses belajarmu akan lebih efektif dan menyenangkan.
Jadwal belajar yang fleksibel memungkinkanmu menyesuaikannya dengan rutinitas sehari-hari tanpa mengganggu kesibukanmu. Ada juga kursus menarik lainnya seperti english conversation lho!
Tertarik? Hubungi kami melalui WhatsApp untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut!
Sumber gambar sampul: freepict