Pernah mendengar istilah model pembelajaran “problem based learning” sebelumnya?
Sperti namanya, model pembelajaran ini selalu diawali dengan sebuah permasalahan. Hal ini memang salah satu tujuan dari model ini adalah untuk melatih kemampuan problem solving para peserta didiknya. Beberapa manfaat yang akan didapat adalah solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu kelompok, guru semakin akrab dengan murid, serta murid akan sudah terbiasa menerapkan metode eksperimen. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya di bawah ini!

Definisi problem based learning
Problem based learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka. Sifat tersebut menjadikan peserta didik dapat mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berfikir kritis sekaligus membangun pengetahuan baru.
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Karakteristik Problem Based Learning menurut pakar:
- Belajar dimulai dengan suatu masalah,
- Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia
nyata siswa/mahasiswa, - Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin
ilmu, - Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri, - Menggunakan kelompok kecil, dan
- Menuntut pebelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka
pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
Langkah/metode problem based learning
Ada 5 langkah metode problem based learning, diantaranya adalah:
- Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Contoh Problem Based Learning
Kemudian, contoh penerapan model pembelajaran problem based learning (RPP) berdasarkan Ibrahim dan Nur (Trianto, 2017, hlm. 12) adalah:
No. | Indikator | Kegiatan / Perilaku Guru |
---|---|---|
1. | Mengorientasi peserta didik terhadap masalah | Guru menerangkan tujuan pembelajaran, dan saran atau logistik yang dibutuhkan. Selanjutnya, guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih. |
2. | Mengorganisasi peserta didik untuk belajar | Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. |
3. | Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok | Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan perobaan untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Siswa dituntut untuk menjadi penyidik yang aktif. |
4. | Mengembangkan dan menyajikan hasil karya | Guru meminta siswa untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan karya tulis. |
5. | Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah | Guru mendorong pesera didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan. |